Sinar rembulan meliputi gulita menyingkap labirin awan yang nampak celah kebiruan,larut marut dalam hayalan sampe lupa si kampret meronta-ronta
Biarkan saja,, keroncongan pun belum sahut menyahut, mungkin beberapa saat lagi.
Seorang nenek dan asa keluar meberi makna mencoba membantu sesama hingga langka gontai tak terelakkan lagi dup dup dup hati terayuh tak kuasa menahan sambil memegang sebungkus IndomieÂ
Oh Deso baru jam segini udah tutup seorang gadis desa memanggil seraya antarkan dulu dia, ouh prasangkaku kenapa engkau kembali berulah, dia itu manusia biasaÂ
Tangan keriput dipandu pemuda diantar sampai kemuka, Nek hari ini nda hujan mungkin udah kemarau ya,, semoga saja, udah lelah kaki ini menggaruk kutu Air.Â
Hehe, nampaknya bukan cuman saya
Bibir terkatup mencoba mencerna setiap ucapannya jarak sedekat ini sampai lupa dimana rumahnya! Oh nenek itu mungkin udah pikun. Katanya dia lupa rumahnya kemarin makanya minta antar.
Ternyata lupa bisa dilupa,semakin membingungkan sajaÂ
Musafar Ukba, 23 Juli 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H