Memiliki lahan seluas 2 hektar yang dipenuhi aneka tanaman tentunya suatu kebanggaan tersendiri. Terkhusus saya sebagai mahasiswa yang saat ini menikmati saat2 libur bersama keluarga.Â
Kami yang hidup di Desa merasakan kebahagiaan ketika kami mampu  memperoleh sebagian bahan makanan tanpa harus mengeluarkan biaya yang berlebih lantaran telah tersedia. Kami bersyukur kepada sang pencipta sampai saat ini belum ada satupun dari warga kami yang positif Covid-19,mungkin letak geografis wilayah kami yang dipelosok jauh dari hingar bingar yang penuh dengan kepengapan.
Sejak 2017 yang lalu kami membuka lahan ini bersama-sama yang saat itu saya masih duduk di bangku SMA.Â
Hingga saat ini 4 tahun sudah orang tuaku merawat lahan ini dengan berbagai jenis tanaman. Mulai dari jagung,kacang, umbi-umbian dan lain-lain sebagainya.
Satu hektar kami gunakan untuk menanam jagung kuning, dimana kurang lebih 105 hari kami panen setelahnya kami olah kemudian jual dan keuntungan yang kami dapatkan tiap kali panen itu sekitar 4-6 Juta. Satu hektarnya lagi berisi aneka tanaman kami penuhi lahan itu mulai dari pisang,singkong,ubi jalar,nanas,bahkan pohon pala sekalipun kami tanam.
Selain kami konsumsi sendiri,ibuku biasanya mengolah buah pisang menjadi olahan rumah tangga seperti sanggara Banda(dalam bahasa daerah Muna) atau roti inti pisang dengan balutan singkong yang diparut atau digiling kemudian dibentuk dengan sedemikian rupa, setelah jadi dijual hingga nantinya menjadi tambahan biaya penghidupan kami.
Ada juga nanas yang sudah beberapa kali kami panen dan kami konsumsi bersama keluarga diwaktu terik. Kami lebih memakan sendiri ketimbang dijual mengingat pemasaran yang teramat susah untuk buah nanas itu sendiri diwilayah ini. Kemudian ada daun serai yang sering kami petik untuk  penambah aroma makanan yang kami buat,sungguh nikmat.
Dimusim pancaroba sekarang ini kami sempatkan juga menanam pohon pala.