Mohon tunggu...
Penaku
Penaku Mohon Tunggu... Mahasiswa - Anak-anak Pelosok Negeri

Menulis adalah Bekerja untuk keabadian. Awas namamu akan abadi dalam tulisannya

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Aku Mati sebagai Air Mineral

10 Juli 2021   18:15 Diperbarui: 10 Juli 2021   18:52 471
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image by detik food-detik.com

 

Aku Mati sebagai air mineral

Dan menjelma tumbuhan

Aku mati sebagai tumbuhan 

Dan menjelma jadi hewan 

Aku mati sebagai hewan 

 Dan menjelma sebagai Manusia 

Lalu kenapa dilema dan nestapa          engkau takuti

Kenapa engkau harus takut dari kematian?

Bukankah dia tidak mengurangi yang ada padamu

Sekali lagi aku harus bangkit sebagai insan

Dan lahir dialam akhirat

Bukankah itu tempat yang abadi 

Aku harus mati lagi karena:

"Segala sesuatu pasti binasa kecuali wajah-Nya"

Ah,biarkan diri memasuki kekosongan dan kesunyian

Karena dalam kesunyian ada nada rindu:

"Hanya kepada-Nyalah segala sesuatu kembali"

"Rumi"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun