Penataan pedagang di teras Malioboro juga menarik banyak pendapat dari pengunjung, salah satunya Heru Sulistyo seorang guru dari SD Negeri 1 Pegagan, Kecamatan Palimanan, Cirebon, yang membawa 47 siswanya untuk bertamasya ke Yogyakarta dalam rangka merayakan kelulusan mereka.
Menurutnya, dengan adanya Teras Malioboro, kawasan ini menjadi lebih tertata rapi dibandingkan sebelumnya. "Dulu kan di trotoar semrawut," ujarnya. "Ke Teras Malioboro karena ya memang kebetulan rencana ingin ke Jalan Malioboronya, tapi jauh ya, akhirnya kita belokin ke sini sekalian anak-anak yang mau belanja makanan atau pakaian". ujarnya. Tambahnya.
Dengan adanya teras Malioboro kegiatan wisata Heru dengan siswa-siswanya menjadi lebih effisien"Di sini anak-anak bisa berbelanja dan menikmati suasana Malioboro yang tertata dan terpusat," ujarnya.
Ibu Sri Sunarni, seorang wisatawan dari Solo, memberikan pandangan yang berbeda. Dia sudah lama mengetahui tentang Teras Malioboro dan mengunjungi tempat tersebut setiap kali ada kesempatan kerja di Yogyakarta. Menurutnya, memindahkan UMKM ke Teras Malioboro memiliki kelebihan dan kekurangan.
"Kelebihannya untuk pengunjung senang, kalau di trotoar jadi rame, tapi kasihan pedagang yang punya kios jadi kalah saing dengan yang jualan di trotoar," ujarnya. Ia menambahkan bahwa perpindahan ini dapat meningkatkan pemerataan bagi UMKM karena pedagang yang tidak memiliki kios dan yang memiliki kios jadi punya lahan masing-masing. Namun, dari sisi pengunjung, ini memerlukan waktu ekstra untuk mengunjungi Teras, sehingga kurang efisien waktu.
Ibu Sri juga mencatat bahwa semenjak ada teras Malioboro, harga-harga mulai konsisten, mengurangi kecurangan yang sering terjadi dulu. "Dulu sering kali ada kecurangan dari pedagang, semisal yang beli dari luar Jawa biasanya akan di mahalin," kenangnya.
Pengalaman buruk lainnya adalah ketika pedagang langsung membungkuskan barang tanpa memberitahu harga terlebih dahulu, yang kemudian harganya ternyata mahal. "Kadang dulu pedagang kalau ditanya harga ngga dijawab tapi langsung dibungkuskan dengan harga yang relatif mahal," tambahnya.
Teras Malioboro memang membawa angin segar bagi tata kelola kawasan wisata di Yogyakarta. Dengan adanya penataan ulang ini, Malioboro menjadi lebih rapi dan teratur, memberikan kenyamanan bagi pengunjung yang ingin berjalan-jalan atau berbelanja. Keamanan dan kebersihan juga lebih terjamin karena pengaturan yang lebih baik.
Teras Malioboro bukan hanya tempat berbelanja, tetapi juga simbol penataan dan kemajuan Malioboro. Kehadirannya membawa manfaat bagi berbagai pihak, baik pedagang, pengunjung, maupun wisatawan.
Namun, perjalanan Teras Malioboro masih panjang. Tantangan untuk menarik lebih banyak pengunjung dan meningkatkan daya saing para pedagang masih perlu dihadapi. Para pedagang perlu beradaptasi dengan lingkungan baru dan perubahan kebiasaan pembeli.
Mereka harus lebih kreatif dalam menarik pengunjung untuk masuk ke dalam Teras Malioboro. Sementara itu, pemerintah perlu terus memantau dan memastikan bahwa penataan ini memberikan manfaat jangka panjang bagi semua pihak, termasuk para pedagang kecil yang menjadi tulang punggung ekonomi lokal.