Mohon tunggu...
musa abdurrahman hilal
musa abdurrahman hilal Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (23107030104)

Hidup itu ketika kalian bernapas

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Ketika Tegas menjadi Keras: Mencari Pola Asuh Anak yang Lebih Bijaksana Menggunakan Cinta

14 Juni 2024   06:16 Diperbarui: 14 Juni 2024   06:36 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam perjalanan panjang membesarkan buah hati, orang tua sering kali dihadapkan pada dilema antara tegas dan keras. Pola asuh yang salah bisa menggores hati dan jiwa, sementara yang benar dapat menumbuhkan karakter kuat dan mempererat ikatan cinta. Menjelajahi perbedaan antara tegas dan keras, serta mengadopsi pendekatan yang penuh cinta, adalah kunci untuk membesarkan anak-anak yang sehat, bahagia, dan seimbang.

Pola asuh keras ibarat badai yang datang dengan disiplin ketat, hukuman fisik, dan kontrol berlebihan. Orang tua yang memilih jalan ini sering kali percaya bahwa mereka mempersiapkan anak-anak untuk dunia yang keras dan penuh tantangan. Namun, badai ini dapat meninggalkan jejak luka mendalam di hati anak, baik secara emosional maupun psikologis.

Anak-anak yang dibesarkan dengan pola asuh keras sering kali hidup dalam bayang-bayang ketakutan, kecemasan, dan rendah diri. Seperti bunga yang layu sebelum mekar, mereka kesulitan membangun hubungan yang sehat dan mengelola emosi mereka. Selain itu, mereka bisa tumbuh dengan rasa dendam atau pemberontakan terhadap orang tua mereka, layaknya duri yang tumbuh di hati mereka.

Berbeda dengan badai keras, pola asuh tegas yang dipadu cinta adalah angin sepoi-sepoi yang menenangkan. Tegas bukan berarti keras, ini berarti menetapkan batasan yang jelas dan konsisten, sambil memberikan dukungan emosional dan pengertian. Anak-anak membutuhkan struktur dan batasan, namun mereka juga memerlukan cinta dan dukungan untuk merasa aman dan dihargai.

Pola asuh yang tegas namun penuh cinta dapat membantu anak-anak memahami konsekuensi dari tindakan mereka tanpa merasa dihukum secara berlebihan. Misalnya, daripada menghukum anak dengan keras ketika mereka melakukan kesalahan, orang tua bisa menggunakan pendekatan yang lebih mendidik, seperti berdiskusi tentang apa yang salah dan bagaimana mereka bisa memperbaikinya di masa depan.

Anak-anak yang dibesarkan dengan cinta dan pengertian cenderung lebih mampu mengelola emosi mereka. Mereka belajar bahwa perasaan mereka dihargai dan didengarkan, seperti bunga yang tumbuh subur dalam tanah yang subur.

Dengan dukungan dan pengakuan dari orang tua, anak-anak lebih cenderung mengembangkan rasa percaya diri yang kuat. Mereka tahu bahwa mereka dicintai dan dihargai, yang membantu mereka merasa lebih yakin dalam menghadapi tantangan, seperti burung yang berani terbang tinggi karena tahu sayapnya kuat.

Pola asuh yang penuh kasih menciptakan hubungan yang lebih kuat dan sehat antara orang tua dan anak. Anak-anak merasa lebih dekat dengan orang tua mereka, yang bisa membantu dalam komunikasi dan pemecahan masalah, seperti jembatan kokoh yang menghubungkan dua hati.

Tegas dengan cinta berarti anak-anak memahami batasan dan aturan tanpa merasa tertekan. Mereka belajar menghargai struktur dan disiplin sebagai bagian dari cinta orang tua mereka, bukan sebagai sesuatu yang menakutkan, seperti bimbingan lembut yang mengarahkan mereka di jalan yang benar.

Untuk menerapkan pola asuh yang bijaksana dan penuh cinta, orang tua perlu mempraktikkan beberapa hal.

Yang pertama, Mendengarkan perasaan dan pandangan anak dengan penuh perhatian. Ini menunjukkan bahwa perasaan mereka dihargai dan dipahami, seperti pelukan hangat yang menenangkan jiwa.

Yang kedua, Membuat aturan dan batasan yang konsisten namun fleksibel. Anak-anak membutuhkan struktur, tetapi mereka juga perlu ruang untuk belajar dan tumbuh, seperti pohon yang butuh sinar matahari dan hujan untuk berkembang.

Yang ketiga, Memberikan dukungan dan dorongan secara konsisten. Ini bisa berupa pujian, pelukan, atau hanya menghabiskan waktu berkualitas bersama, seperti air yang mengalir lembut membasahi dahaga mereka.

Yang keempat, Menggunakan pendekatan disiplin yang lebih mendidik daripada menghukum. Misalnya, berdiskusi tentang kesalahan dan cara memperbaikinya, bukan sekadar memberikan hukuman, seperti menggambar pelajaran di atas kertas kehidupan mereka.

Terakhir,

Mencari keseimbangan antara tegas dan keras dalam pola asuh adalah tantangan yang dihadapi setiap orang tua. Dengan mengadopsi pendekatan yang bijaksana dan penuh cinta, orang tua dapat membantu anak-anak mereka tumbuh menjadi individu yang sehat, bahagia, dan seimbang.

Pola asuh yang tegas namun penuh cinta tidak hanya memberikan struktur dan batasan yang diperlukan, tetapi juga menawarkan dukungan emosional yang penting untuk perkembangan anak. Ini adalah langkah penting menuju membesarkan generasi yang lebih baik, penuh kasih, dan mampu menghadapi dunia dengan percaya diri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun