Dzulhijjah, bulan terakhir dalam kalender Hijriyah, memiliki makna mendalam dan penuh sejarah bagi umat Islam di seluruh dunia. Bulan ini bukan hanya tentang ritual dan ibadah, tetapi juga tentang sejarah pengorbanan besar, kebersamaan, dan spiritualitas yang mendalam.
- Sebuah Pengorbanan
Salah satu peristiwa paling menonjol dalam bulan Dzulhijjah adalah kisah Nabi Ibrahim (Abraham) dan putranya, Ismail. Dalam Al-Qur'an, Allah memerintahkan Nabi Ibrahim untuk mengorbankan putranya sebagai ujian ketaatan.
Tanpa ragu dan dengan penuh keikhlasan, Nabi Ibrahim siap melaksanakan perintah tersebut. Ismail, yang juga menerima perintah ini dengan penuh kerelaan, bersedia mengorbankan dirinya demi ketaatan kepada Allah.
Namun, pada saat terakhir sebelum pengorbanan dilakukan, Allah menggantikan Ismail dengan seekor domba, menunjukkan bahwa niat dan keikhlasan lebih penting daripada tindakan fisik. Peristiwa inilah yang kemudian dikenang setiap tahun oleh umat Islam melalui perayaan Idul Adha, di mana mereka menyembelih hewan kurban sebagai simbol pengorbanan dan ketaatan kepada Allah.
Kisah Nabi Ibrahim dan Ismail mengajarkan banyak hal kepada umat manusia.
Pertama, tentang keimanan yang kokoh. Nabi Ibrahim menunjukkan bahwa keimanan kepada Allah harus berada di atas segalanya, bahkan di atas kasih sayang kepada anak sendiri.
Kedua, tentang ketundukan dan keikhlasan. Ismail menunjukkan bahwa ketaatan kepada Allah adalah hal yang paling utama, dan bahwa kita harus bersedia berkorban demi menjalankan perintah-Nya.
Pengorbanan ini bukan hanya tentang menyembelih hewan, tetapi juga mengingatkan umat Muslim tentang pentingnya berkorban untuk kebaikan dan mengikuti perintah Allah dengan ikhlas.
- Berkumpulnya Umat Muslim
Dzulhijjah juga dikenal sebagai bulan di mana jutaan umat Muslim dari berbagai penjuru dunia berkumpul di Mekah untuk melaksanakan ibadah haji. Haji adalah salah satu dari lima rukun Islam yang wajib dilakukan oleh setiap Muslim yang mampu, setidaknya sekali seumur hidup.
Ibadah haji mengandung banyak makna spiritual dan sosial. Secara spiritual, haji merupakan bentuk pengabdian dan penghambaan tertinggi kepada Allah. Ritual-ritual yang dilakukan selama haji, seperti thawaf (mengelilingi Ka'bah), sa'i (berlari kecil antara bukit Shafa dan Marwah), dan wuquf di Arafah, mengingatkan jamaah haji tentang kehidupan Nabi Ibrahim dan keluarganya serta pengorbanan mereka yang besar.