Mohon tunggu...
Musa Al Kadzim
Musa Al Kadzim Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa UIN Malang Jurusan Teknik Informatika

Penulis baru

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Keseimbangan Low-Code dan Metakognisi: Kunci Pembelajaran Efektif di Era Digital

17 September 2024   13:00 Diperbarui: 17 September 2024   13:03 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar : (Freepik.com)

Keseimbangan Low-Code dan Metakognisi: Kunci Pembelajaran Efektif di Era Digital

Artikel ilmiah yang ditulis oleh Matook, Wang, Koeppel, dan Guerin (2023) mengangkat isu yang sangat relevan di era digital saat ini, yaitu penerapan low-code platforms dalam pembelajaran berbasis kerja atau work-integrated learning (WIL) di bidang pengembangan sistem informasi (IS). Dengan adanya kekhawatiran bahwa lulusan universitas tidak siap menghadapi dunia kerja, artikel ini menyoroti pentingnya pengintegrasian pengalaman praktis dalam kurikulum pendidikan IS. Fakta ini didukung oleh data dari CMI-Insights (2021), yang menyatakan bahwa sebagian besar perusahaan merasa lulusan kurang dalam keterampilan praktis seperti manajemen diri dan pemecahan masalah.

Platform low-code, yang memungkinkan pengembangan aplikasi dengan minim pengkodean, menjadi solusi inovatif dalam pembelajaran praktis ini. Menurut penelitian Matook et al. (2023), penerapan low-code memungkinkan mahasiswa untuk mengalami proyek dunia nyata dengan lebih cepat dan efektif, tanpa harus terjebak pada kompleksitas teknis. Ini mengurangi waktu pengembangan, namun tetap memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk belajar cara bekerja dalam kondisi dunia nyata, termasuk menghadapi klien dengan tenggat waktu dan tuntutan yang berubah-ubah.

Yang menjadi perhatian utama dalam artikel ini adalah pengaruh negatif dari fokus berlebihan pada pengalaman praktis terhadap keterampilan metakognitif, yang sangat diperlukan dalam pembelajaran berkelanjutan. Tanpa kemampuan metakognitif yang baik, mahasiswa mungkin tidak mampu menghadapi inovasi teknologi di masa depan. Ini mengindikasikan bahwa perguruan tinggi perlu menyeimbangkan antara pengalaman praktis dan teori yang mendorong kemampuan reflektif dan pembelajaran sepanjang hayat. Artikel ini menjadi relevan di tengah perkembangan pesat teknologi low-code, yang diperkirakan akan terus mendominasi pasar pengembangan perangkat lunak hingga beberapa tahun mendatang.

*****

Dalam artikel ini, Matook et al. (2023) menekankan pentingnya pengembangan keterampilan metakognitif di tengah penerapan low-code platforms dalam pendidikan sistem informasi. Penggunaan platform low-code dalam WIL memang memungkinkan mahasiswa untuk bekerja langsung pada proyek nyata dengan lebih cepat, namun hal ini juga menimbulkan risiko kurangnya perhatian pada aspek pembelajaran reflektif. Dalam konteks pendidikan IS, keterampilan metakognitif sangat diperlukan untuk memastikan bahwa mahasiswa tidak hanya mengerjakan tugas praktis, tetapi juga mampu belajar bagaimana mereka belajar, serta beradaptasi dengan cepat terhadap inovasi teknologi yang dinamis.

Artikel ini menunjukkan bahwa faktor-faktor seperti motivasi, otonomi, dan pendekatan strategis memiliki pengaruh signifikan terhadap perkembangan keterampilan metakognitif mahasiswa. Dari hasil survei terhadap 417 mahasiswa, ditemukan bahwa 56,7% variasi dalam kepercayaan diri terhadap pengetahuan (knowledge confidence) disebabkan oleh keterampilan metakognitif. Selain itu, sekitar 56,9% variasi dalam keberhasilan pengiriman aplikasi (app delivery) juga dipengaruhi oleh kemampuan reflektif yang dibangun selama proyek WIL. Namun, yang menarik, self-efficacy tidak menunjukkan pengaruh signifikan terhadap keterampilan metakognitif, yang menantang asumsi umum bahwa keyakinan diri selalu berbanding lurus dengan kemampuan belajar.

Penerapan low-code platforms seperti Mendix, yang digunakan dalam studi ini, juga memberikan tantangan tersendiri bagi mahasiswa. Meskipun platform ini memfasilitasi pengembangan aplikasi dengan lebih cepat, mahasiswa tetap dituntut untuk mengelola proyek secara otonom, mulai dari pengumpulan persyaratan klien hingga pengujian penerimaan. Dalam hal ini, WIL memberikan kesempatan unik bagi mahasiswa untuk mengasah keterampilan manajemen proyek dan pemecahan masalah secara nyata, sesuatu yang sering kali sulit dicapai dalam pembelajaran berbasis teori saja.

Namun, artikel ini juga mencatat adanya kekhawatiran dari beberapa peneliti bahwa terlalu banyak fokus pada praktik dapat mengurangi waktu yang diperlukan untuk refleksi mendalam, yang penting dalam pembentukan keterampilan metakognitif. Sebagai contoh, sebuah penelitian yang dilakukan pada tahun 2021 menemukan bahwa WIL berbasis low-code memang mampu meningkatkan keterampilan teknis mahasiswa, tetapi hanya 47,9% dari mereka yang mampu mempertahankan nilai akademis tinggi yang membutuhkan keterampilan reflektif. Data ini menunjukkan bahwa meskipun low-code mendukung pengembangan aplikasi yang cepat, diperlukan pengimbangan dengan kesempatan untuk berpikir reflektif agar hasil akademis dan profesional mahasiswa optimal.

*****

Artikel yang ditulis oleh Matook et al. (2023) memberikan wawasan penting tentang penerapan low-code platforms dalam pendidikan sistem informasi melalui pendekatan work-integrated learning (WIL). Meskipun platform ini memungkinkan mahasiswa untuk terlibat langsung dalam proyek nyata dan meningkatkan keterampilan teknis mereka, penulis menekankan bahwa hal ini harus diimbangi dengan pembentukan keterampilan metakognitif. Keterampilan ini diperlukan agar mahasiswa dapat belajar secara reflektif dan beradaptasi dengan perubahan teknologi di masa depan. Temuan bahwa 56,7% variasi dalam kepercayaan diri terhadap pengetahuan mahasiswa terkait dengan keterampilan metakognitif menunjukkan bahwa refleksi kritis menjadi faktor kunci dalam kesuksesan akademis dan profesional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun