Dalam pandangan Islam, tidak ada kebebasan secara mutlak sebagaimana liberalisme. Seluruh tindak tanduk manusia diatur sedemikian rupa dan rinci. Bukan untuk mengekang, tapi untuk menyelamatkan manusia. Tidak hanya di dunia, tapi juga di akhirat. Islam berikan kebebasan, namun dengan batas, tidak bablas.
Untuk menyelesaikan persoalan ini Islam punya solusinya. Islam melindungi generasi dari kerusakan  media dan pergaulan bebas secara komprehensif. Remaja khususnya, harus ditempa dengan pendidikan yang berbasis ketaqwaan hingga akhirnya bisa terbentuk syakhsiyyah Islam. Keluarga dan sekolah pun wajib hadir dalam proses ini.Â
Negara juga mempunyai peran penting dan strategis. Negara bisa memberikan sanksi yang tegas kepada para pelaku maksiat. Negara bisa menghentikan tayangan-tayangan tidak mendidik. Negara bisa mewajibkan provider internet memblokir konten porno, dll.
Mengenai teknologi maka sistem Islam membolehkan bagi warganya untuk belajar, mengembangkan serta memakainya. Hanya saja hal ini diatur oleh negara sehingga kondisi lapisan masyarakat yang mengakses teknologi tetap terjaga. Dalam sistem pemerintahan Islam, akan ada departemen khusus yang menangani media massa, yaitu Departemen Penerangan (jihaz al-i'lam).Â
Tugasnya antara lain mengawasi segala bentuk media massa dalam negara Khilafah. Lembaga negara inilah nanti yang akan menjalankan fungsi pengawasan tersebut yang menjamin generasi Islami tetap aman dari segala pengaruh media massa yang negatif dan destruktif, seperti situs-situs porno, dan sebagainya. (Muqaddimah Ad Dustur, Juz II hlm. 291)
Jika semua pihak bisa berjalan sesuai dengan perannya tentu remaja akan bisa diselamatkan dari keterpurukan. Marilah kita menjadi orang yang peduli terhadap masa depan generasi, dengan menerapkan Islam dalam institusi negara.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H