Mohon tunggu...
Muslim Amiren
Muslim Amiren Mohon Tunggu... Dosen - Seorang futurist, easy going, dan berharap hidupnya bermanfaat banyak bagi diri, keluarga dan masyarakat sekitar

Dosen FMIPA, Jurusan Informatika. Universitas Syiah Kuala. Banda Aceh. Usaha: NTA TOUR TRAVEL (tour operator dari Aceh untuk Dunia) Visi: Menjadi rahmatan lil Indonesiain. Misi: Menulis, merawat ingatan, melawan lupa. Hp/WA: 085277224606, email: ntatourtravel@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Saat itu... (Ketika Kita Melihat Bintang)

10 April 2011   17:25 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:56 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_100947" align="alignleft" width="320" caption="Melihat bintang, sumber:http://glory-my-diary.blogspot.com"][/caption] Teman.... Ada yang ingin kuceritakan padamu Tentang malam yang gelap Mungkin kaupun tak lagi ingat Ketika kita duduk didepan rumahmu Diterangi kerlip bintang, bulan setengah penuh dan elusan lembut angin malam.. Saat itu kita tidak menghitung bintang seperti Abu Nawas.. Tidak juga bicara Scorpio, Leo ataupun Sagitarius Tetapi kita menggambar asa bersamanya.. Kau kata, kau ingin bernyanyi disana, di salah satu bintang Aku? ingin kulantunkan sebuah kalimah suci disana.. Tapi saat kau tanya "kalimah apa?" Aku hanya bisa diam... bungkam, hanya ada pandangan mata menatapmu penuh arti. Apa? Tanyamu lagi.. Ternyata perempuan emang pantang percaya rasa Walaupun engkau telah membaca tanda.. Masih ingatkah kau? Hingga kau tutup malam itu dengan ... "bagusnya kau mencari orang lain yang mengerti kamu!" Saat ini... ketika rumahmu kembali gelap Aku tak hendak memendam rasa Biarlah dia lepas bersama angin Berkelana di dinding-dinding malam Siapa tahu bisa mencapai awan, bahkan mungkin bintang-bintang Sehingga esok paginya engkau akan mendapatkan embun di daun mawarmu bertuliskan "maukah kau menjadi bidadariku?" (Buat seseorang yang sedang berada dalam kegelapan Note: biarlah sesuatu menerangimu, walaupun hanya sekerlip kunang)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun