Mohon tunggu...
Murwat
Murwat Mohon Tunggu... wiraswasta -

Trimo Ing Pandum

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Berasa Terusir dari Dashboard Sendiri

3 Maret 2012   08:40 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:35 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berasa Terusir dari Dasboard Sendiri,  itulah isi perasaan saya ketika mendapati ternyata tampilan dashboard Kompasiana telah berubah. Urutannya menjadi Verified user, Write post, Aktifitas, Friend Request, Manage Post, Message, Setting.

Ada dua yang hilang yaitu Friend Post dan Comment. Dua ini dipaksa masuk dalam Aktifitas.  Setelah saya hitung jumlah pemberitahuan aktifitas hanya 20 saja tanpa ada opsi "aktivitas sebelumnya".  Berada di dashboard seperti orang yang diisolasi dari pergaulan dengan teman-teman yang telah sekian lama terjalin. Hanya 20 peristiwa yang "diperkenankan" saya ketahui.  Apa yang terjadi sebelum yang 20 itu adalah masa sangat lampau, yang harus rela terlewatkan oleh saya.

Saya rasa ini bukan  perubahan ringan yang dilakukan oleh Kompasiana.  Ini adalah perubahan frontal yang bertujuan merubah arah Kompasiana secara frontal pula.  Ke depannya mungkin tidak akan ada lagi interaksi antar Kompasianer. Mungkin yang ada hanya interaksi antara penulis dan pembaca.  Dashboard hanya akan menjadi  "dapur pengolah" tulisan saja.  Dan...daftar teman yang terkumpul sekian lama itu tidak akan berguna dalam ber-sosial media-ria.  Tulisan-tulisan mereka akan lewat begitu saja, kecuali memang waktu online-nya sama.  Itupun masih bersyarat, yaitu jika tidak ditinggal meleng sebentar untuk sekedar kencing di kamar mandi

Sekarang Kompasianer tidak bisa lagi berlama-lama nongkrong di dashboard sendiri. Tidak ada apa-apa lagi di situ.  Suka atau tidak suka Kompasianer harus mengawal postingannya sendiri, jaga-jaga kalau-kalau postingan luber dengan komentar yang musti dijawab.  Atau juga Kompasianer musti rela melototin sebuah postingan yang terlanjur dikomentari, kecuali jika komentar itu tidak membutuhkan respon balik dari penulisnya.

Kalau begitu keadaanya, kenikmatan-kenikmatan berinteraksi dengan teman di Kompasiana harus pelan-pelan dilupakan rasanya. Harus dicari rasa-rasa baru yang bisa membuat betah di Kompasiana. Itupun jika memang ingin betah...

Akhir kata (...halah kayak pidato saja...) tulisan inipun saya tidak yakin terbaca oleh orang lain.  Sebelumnya masih punya kemungkinan terbaca oleh Kompasianer yang sudah tercatat sebagai teman.  Sekarang yo embuh lah!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun