Mohon tunggu...
Murwani Suciati
Murwani Suciati Mohon Tunggu... Guru - Seorang pendidik dan ibu rumah tangga

Hobi di bidang seni dan menekuni dunia pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

The Power of "Berkisah"

9 Mei 2024   20:40 Diperbarui: 9 Mei 2024   20:54 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

                                                                                           

The Power of  "Berkisah"

Berkisah merupakan salah satu metode dalam menanamkan ajaran Islam dan mengenalkan syariat kepada anak anak. Kisah berbeda dengan dongeng. Kalau dongeng maka tokoh dan narasinya adalah fiktif, kadang imajinansi penulis dan bahkan mengandung unsur kebohongan. Sedangkan berkisah adalah menceritakan kejadian  nyata di masa yang lampau, sekarang , maupun prediksi masa yang akan datang.

Dongeng banyak digemari anak anak, namun berkisah juga tak kalah menariknya manakala kita mampu menyajikannnya dengan apik dan menarik.  Mengapa kita perlu sekali untuk membudayakan berkisah di kalangan anak anak? Karena anak anak kita selama ini sudah dijejali dengan dongeng yang membawa fantasi bahkan ada yang mengandung ajaran buruk.

Bagaimana seekor kancil yang sering menggunakan kepandaiannya untuk mengakali sesama binatang atau mengelabuhi manusia. Dan bagaimana anak-anak disuguhi dengan dongeng seribu satu malam dengan tokoh utama putri dan pangeran yang cantik dan tampan, lalu hidup Bahagia, yang hanya melahirkan imajinasi semu yang jauh dari kehidupan nyata.

Dulu saya lebih tertarik dongeng daripada kisah, dan sangat senang melihat anak-anak tertarik dengan cerita khayalan ini. Disamping menyiapkannya lebih mudah karena bisa kita bumbui dengan imajinasi kita sendiri. Namun sekarang saya beralih dan lebih fokus ke berkisah.

Awalnya saya ragu apakah  anak anak bisa tertarik, dan ini menjadi tantangan, karena kita harus punya referensi yang valid, ternyata mereka tetap bisa excited juga, manakala kita mampu menyajikan kisah dengan menarik. Orang tua siswa pun juga menyambut antusias, karena setiap  nilai-nilai yang kita tanamankan dari berkisah ini ternyata membekas juga di rumah.

Untuk bisa menyajikan sebuah kisah yang bagus, tentu kita perlu melakukan beberapa persiapan. Yang pertama tentu saja kita harus memiliki banyak referensi kisah baik cetak maupun ekektronik. Kita perlu membaca juga buku-buku kisah yang ada yang diperkaya dengan beberapa buku sumber.

Kita juga perlu membudayakan habit membaca dan berkisah di kelas kita. Setiap pagi, tujuh menit mendengatkan kisah akan membuat anak terbiasa, dan menanti-nanti kisah yang akan disajikan oleh guru selanjutnya.

Sebagai seorang guru atau pengkisah, kita juga perlu menyiapkan  bahan dengan baik dan melakukan latihan dengan matang. Kita perlu mencoba berbagai jenis suara, ekspresi dan gerakan yang bisa menjiwai kisah yang akan kita sampaikan, maupun nilai-nilai yang akan kita sampaikan.

Saat berkisah, kita juga perlu memperkuat karakter para tokohnya, baik tokoh antagonis maupun protagonis. Yang mana dari para tokoh inilah kita akan memperkuat pesan yang akan kita sampaikan kepada anak anak.

Berkisah, sangat penting untuk kita budayakan, jangan sampai anak-anak terlena dengan kisah kisah fiktif atau tontonan di sosial media yang kurang mendidik. Berkisah akan membangun karakter baik, dan menambah kecintaan akan Islam , para nabi dan sahabat serta orang orang soleh di sekitar mereka.

Kisah kelahiran Rosululloh yang ditandai dengan penyerangan tentara bergajah, kisah peperangan Rosululloh yang sangat heroik, kisah Ashhabul kahfi dan anjingnya yang tertidur ratusan tahun, kisah ketauhidan nabi Ibrahim dan perjuangannya dengan sang putra Ismail, dan banyak cerita lainnya.

Dengan berkisah, harapannya, kita mampu membumikan al Quran dan as sunnah di kalangan anak anak. Mungkin mereka akan enggan saat kita minta membaca terjemah atau tafsir Al Quran maupun kisah sahabat, namun manakala kita mampu menyajikannya dalam bentuk kisah, insyaallah anak akan lebih mudah memahaminya, terutama di usia pra atau usia tamziz.

Bagaimana supaya berkisah ini bisa menjadi habit? Kita bisa menyelipkan dalam pembelajaran sehari hari, bisa diadakan lomba berkisah. Juga diadakan pojok kisah di perpustakaan sekolah. Sekolah juga bisa menyediakan berbagai bacaan Islami di samping buku buku umum.

Sesuatu hal yang menjadikan kewajiban bisa berjalan dengan baik,   makan hal tersebut menjadi wajib juga. Seperti berkisah, manakala dengan media ini kita mudah mengajarkan tuntunan Islam, maka wajib bagi kita selaku pendidik untuk menyajikan kisah islami di kelas kita. Dan jangan pernah berhenti untuk mengasah diri dan kemampuan, terbitkan suasana  yang menyenangkan dan penuh semangat di kelas kita melalu berkisah.

Marilah kita giatkan gerakan berkisah di lingkungan rumah, sekolah, maupun di masyarakat. tanamkan budi pekerti dan ajaran agama yang baik sejak dini melalui kisah nyata berhikmah yang kita sajikan.  Semoga anak-anak kita dapat menjadi generasi Tangguh yang terispirasi dari kisah-kisah teladan sepanjang masa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun