Mohon tunggu...
Murwani Suciati
Murwani Suciati Mohon Tunggu... Guru - Seorang pendidik dan ibu rumah tangga

Hobi di bidang seni dan menekuni dunia pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kisah Ashabul Ukhdud

13 Maret 2024   10:04 Diperbarui: 13 Maret 2024   10:06 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kisah Ashabul Ukhdud

(penggali parit)

                Kawasan Najran, Arab Saudi menjadi saksi bisu kejadian pilu berupa pembantaian orang yang beriman oleh penguasa Najran pada saat itu, sekitar tahun 523 Masehi, sebelum kelahiran nabi Muhammad SAW. Kisah ini disebutkan dalam Al Quran surat Al Buruj ayat 4-7 dan juga dalam beberapa hadits nabi.

                Kisah ini bermula dari kehadiran raja Firaun, seorang raja yang mengaku sebagai Tuhan, dia memerintah dengan sangat kejam dan memaksa rakyatnya untuk menjadikan ia sebagai Tuhan yang pantas disembah. Raja ini memiliki seorang tukang sihir kepercayaaan. Karena sudah tua, maka tukang sihir Kerajaan itu meminta raja untuk mencarikan pemuda yang dapat mewarisi ilmu sihirnya.

                Akhirnya raja memilih seorang pemuda, sebut saja Namanya Ghulam. Ghulam pun Bersiap menerima ilmu dari si tukang sihir. Namun dalam perjalanan menuju rumah tukang sihir, ia melewati rumah seorang yang sholeh (rahib). Ghulam sangat tertarik dengan ajaran rahib itu hingga ia terlambat menuju tempat tukang sihir. Ghulam mendapat pukulan dari tukang sihir. Ia pun mengadukannya pada Sang Rahib. Sang Rahib berkata, "Jika engkau khawatir pada tukang sihir, maka katakan bahwa keluargamu yang menahanmu, dan jika engkau khawatir dengan keluargamu, katakana bahwa tukang sihir telah menahanmu!"

                Hari berganti hari, bulan demi bulan tlah berlalu, Si Ghulam pun telah banyak mendapat ilmu dari tukang sihir maupun rahib. Pada suatu hari, dia melewati sebuah tempat yang di sana terdapat seekor binatang yang besar yang menghalangi penduduk kampung. Para penduduk dibuat tak berdaya oleh binatang itu. Ghulam yang melihat binatang besar Itu pun berniat untuk menolong warga kampung, ia bergumam, "Ini adalah saatnya aku mengetahui, ilmu siapa yang lebih benar, antara tukang sihir atau rahib."

                Ia mengambil batu kemudian mengucapkan mantra-mantra yang diajarkan oleh penyihir kemudian melemparkannya kea rah binatang besar itu. Namun binatang itu tidak bergeming sedikitpun. Ia pun kembali mengambil batu, kali ini ia menyebut nama Alloh, "Ya Alloh, apabila perkara rahib itu lebih kau cintai di sisimu daripada tukang sihir, maka bunuhlah binatang besar itu, sehingga penduduk dapat melewati jalan ini!" lalu ia melemparkan batu itu dan binatang besar itupun mati seketika. Para penduduk yang menyaksikan peristiwa itu sangat senang, dan mereka pun mengikuti ajaran pemuda Ghulam untuk memeluk agama tauhid.

                Lambat laun pemuda Ghulam mendapatkan banyak karomah atau keistemewaan dari Alloh SWT. Ia bisa menyembuhkan berbagai macam penyakit, mulai dari orang yang buta maupun yang punya penyakit kulit yang sulit disembuhkan. Berita tentang kehebatan pemuda Ghulam ini sampai ke telinga sahabat raja yang buta. Ia membawa hadiah kepada Ghulam untuk disembuhkan sakitnya. Pemuda Ghulam tidak mengharapkan harta dunia," Yang menyembuhkan bukan aku melainkan Alloh. Berimanlah kepadaNya, aku akan berdoa kepada Alloh supaya menyembuhkanmu!" kata Ghulam. Biidznillah, sahabat raja itu pun dapat melihat kembali.

                Suatu saat raja mengadakan pertemuan yang dihadiri oleh sahabatnya yang dahulu buta itu. Ia terkejut melihat sahabatnya dapat melihat. "Siapa yang menyembuhkan penglihatanmu?" tanya raja. "Rabbku, dengan perantaraan Ghulam, pemuda kepercayaanmu itu ...." Jawab sang sahabat. Raja pun kaget dan berkata, "Apakah engkau mempunyai Tuhan selain aku?". "Tuhanku dan Tuhanmu sama, yaitu Alloh yang Maha Esa," jawab sang sahabat. Mendengar jawaban sang sahabat, raja tidak terima.

                Raja akhirnya memanggil pemuda Ghulam, "Ku dengar engkau dapat menyembuhkan banyak penyakit dengan ilmu pemberian tukang sihir Kerajaan?" tanya Sang Raja. "Sesungguhnya saya tidak dapat menyembuhkan siapa pun, yang menyembuhkan adalah Alloh ..." jawab Ghulam. Mendengar jawaban Ghulam itu raja menjadi sangat marah. "Kembalilah kepada ajaranmu!" perintah raja. Namun sang pemuda tetap teguh pada keimanannya. Raja pun menyiksanya dengan sangat kejam.

                Akhirnya raja menyiksa dan membunuh rahib yang telah mengajarkan agama tauhid, dan juga membunuh sahabatnya yang telah keluar dari ajarannya. Tiba giliran Ghulam. Raja memerintahkan pasukannya untuk membawa Ghulam naik ke puncak bukit dan melemparkannya dari puncak bukit. Ghulam pun berdoa," Ya Alloh, cukupilah aku dari tindakan mereka dengan kehendakMu!" Tiba-tiba bukit berguncang, yang mengakibatkan seluruh prajurit Kerajaan terjatuh.

                Pemuda Ghulam berhasil selamat dan kembali ke Kerajaan. Raja sangat terkejut. Ia pun memerintahkan prajuritnya untuk menenggelamkan Ghulam ke Tengah laut. Tiba-tiba ada ombak besar dan kapal yang membawa mereka menenggelamkan semua prajurit. Ghulam yang selamat pun kembali lagi ke istana raja.

                Melihat hal itu, raja menjadi sangat kaget dan keheranan. "Bagaimana caranya agar aku dapat membunuhmu wahai Ghulam?" tanya raja. "Kumpulkanlah seluruh rakyat, lalu ikatlah aku, kemudian bunuhlah aku dengan anak panahku sambil ucapakan, "Bismillahi robbil Ghulam"." Jawab Ghulam. Raja pun menyanggupi permintaan Ghulam. Setelah semua siap, tim pemanah pun melesatkan anak panahnya sambil berkata, "Bismillahi robbil Ghulam." Akhirnya pemuda Ghulam pun meninggal.

                Melihat kejadian itu, rakyat pun menyatakan keimanannya, "Kami beriman pada Tuhannya Ghulam..." kata mereka. Raja menjadi sangat murka, ia meminta prajuritnya untuk menggali parit dan mengisinya dengan kayu yang dibakar hingga nyala api berkobar-kobar. Satu per satu penduduk yang tidak mau kembali kepada ajarannya, dimasukkan ke dalam parit.

                Tibalah giliran seorang ibu yang menggendong anaknya. Ia diliputi keraguan untuk masuk ke dalam kobaran api di dalam parit itu. Namun bayi yang dalam gendongannya berkata, Duhai ibu, bersabarlah, karena engkau sesungguhnya berada di atas kebenaran." Akhirnya dengan bulat tekad sang ibu beserta anaknya masuk ke dalam kobaran api yang menyala-nyala itu.

                Demikianlah sepenggal kisah Ashabul Ukhdud, sebuah kisah yang mengajarkan kita tentang sebuah keimana kuat, yang tak goyah oleh halangan apa pun, sampai nyawa menjadi taruhannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun