Mohon tunggu...
Murtiyarini Murtiyarini
Murtiyarini Murtiyarini Mohon Tunggu... Blogger / PNS -

Penulis Lepas

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Semangkuk Bubur Kacang Ijo dan Energi Positif Kerja

14 Agustus 2018   22:58 Diperbarui: 14 Agustus 2018   23:27 489
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada juga bonus nyata dari momen "bubur kacang ijo". Misalnya saat kami isi dengan kerja bakti, bonusnya adalah lingkungan kerja lebih bersih. Atau saat kami melakukan senam ceria, bonusnya adalah badan bugar dan mood membaik. Tentunya kami juga menjadi lebih kreatif, karena terpancing untuk merancang kegiatan-kegiatan menarik dan bermanfaat pada minggu berikutnya. 

Saya yakin siapapun paham, perubahan itu terjadi karena proses yang menyertai. Kami para perempuan ini, yang terkungkung oleh dinding-dinding ruang kerja, juga ingin berubah menjadi lebih baik. Dalam kelompok-kelompoknya, perempuan saling membahu, saling menguatkan sehingga kami sekarang lebih percaya diri dan semangat dalam bekerja. 

Changes and progress very rarely are gifts from above.
They come out of struggles from below. (Noam Chomsky)

Untuk bisa membuat perubahan besar harus dimulai dari perubahan kecil yang dilakukan oleh unit terkecil. Suasana positif yang menjalar dari kekompakan dan kebersamaan ibu-ibu tenaga kependidikan ini, dirasakan siapapun yang berkepentingan. Kenyamanan bekerja ini sangat membantu kelancaran proses pendidikan dan manajemen di semua bagian Departemen Proteksi Tanaman. 

Dalam kehidupan sehari-hari, manusia pasti membutuhkan energi. Seperti halnya Perusahaan Gas Negara (PGN) demi mendukung kebutuhan bahan bakar masyarakat dan pelaku industri. Begitupun semangkuk bubur kacang hijau yang menjadi 'bahan bakar' yang menyalurkan energi baik bagi semangat kerja.

Walaupun sesekali bubur kacang hijau diganti dengan bubur ketan hitam, pempek, siomay atau kudapan lainnya, esensinya tetap sama, meluangkan waktu untuk menjalin komunikasi dan silaturahmi. 

Makan ngariung menambah kekompakan/dokpri
Makan ngariung menambah kekompakan/dokpri
Penulis : Murtiyarini
Email : murtiyarini@yahoo.com
twitter : @arin_murti

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun