Mohon tunggu...
Murtiyarini Murtiyarini
Murtiyarini Murtiyarini Mohon Tunggu... Blogger / PNS -

Penulis Lepas

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Kantor Peduli Hidrasi, Karyawan Sehat dan Produktif

6 Desember 2017   08:01 Diperbarui: 10 Agustus 2019   13:52 3094
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fasilitas minum di kantor. Foto: Dokumentasi pribadi

Pelayanan pendidikan. Foto: Dokumentasi pribadi
Pelayanan pendidikan. Foto: Dokumentasi pribadi
Jangan tunggu haus untuk minum.

Haus adalah alarm tubuh memerlukan air. Namun ternyata, ketika seseorang merasa haus, artinya sudah masuk dehidrasi sedang. Karena itu, disarankan minum air justru sebelum merasa haus. Minum saat haus adalah pendekatan reaktif saat tubuh mengalami dehidrasi. Padahal tingkat maksimum penyerapan cairan tubuh manusia adalah 1.5 liter / jam. Jika kita minum sekaligus saat haus, tubuh tidak mampu menyerap semua air dan membuangnya melalui urin.

Sebagai pendekatan pro aktif, disarankan minum air sedikit-demi sedikit dalam interval pendek, justru sebelum haus tiba. Jumlah yang lebih kecil ini lebih mudah diserap, menggantikan cairan saat hilang.

Indikator lain seseorang terhidrasi dengan baik adalah air kencingnya berwarna putih hingga kuning jernih. Air kencing semakin gelap apabila tubuh mengalami dehidrasi. Urin yang berwarna coklat tua bisa mengindikasikan dehidrasi berat.

Urin digunakan sebagai indeks keseimbangan cairan tubuh. Dr. Lawerence Armstrong menerbitkan skala warna urin pada tahun 1994. Skala ini terdiri dari 8 warna dari kuning pucat (nomor 1), warna sedotan, sampai warna hijau kecoklatan (nomor 8). Skala tersebut memudahkan kita memantau status hidrasi. Jika warna urin sesuai dengan angka 1-3 pada grafik, artinya tubuh terhidrasi dengan baik. Jika warna urin sesuai dengan nomor 7 atau lebih gelap, artinya tubuh butuh cairan.

Makan kudapan bersama. Foto: Dokumentasi pribadi
Makan kudapan bersama. Foto: Dokumentasi pribadi
Ganti Coffee Break dengan Water Break

Lagi-lagi saya menyontohkan suasana kantor saya. Pagi hari, jam 8, para karyawan memulai pekerjaan mereka masing-masing. Tidak ada yang membahas soal minum. Sekitar pukul 10, ketika mereka sudah mulai jenuh, biasanya dispenser air minum dikerubuti. Sebagian minum air, sebagian lagi langsung menyeduh teh atau kopi. Biar melek lagi, katanya. Waktu rehat sekitar 15 menit ini digunakan untuk mengobrol sambil makan snack yang dibawanya masing-masing.  Pada saat rapat, snack disiapkan oleh kantor. Kemudian semua kembali ke meja masing-masing. Ada yang membawa cangkir kopinya untuk dilanjutkan minum sambil kerja. Rehat kopi (demikian kami menyebutnya) diulang lagi sore hari sekitar pukul 15.00.

Minum 2 liter sehari perlu pembiasaan agar  kegiatan minum ini menarik dan diingat. Beberapa cara yang bisa dilakukan antara lain :

  • Mengatur waktu minum. Tidak disarankan minum 2 liter air sekaligus, karena membuat lambung penuh dan sulit bernapas. Bagi waktu terjaga kita, katakanlah 18 jam terjaga dalam sehari digunakan untuk minum 8 gelas, artinya sekitar setiap 2 jam sekali kita harus minum 1 gelas air.
  • Diperkenankan memberi rasa pada air mineral, misalnya tambahkan sirup rendah kalori, perasan jeruk, atau lemon. Cara ini untuk mengusir kebosanan minum pada air putih.
  • Sertakan air dalam makanan. Sekitar 20-30% asupan air berasal dari makanan. Buah memberi asupan air yang besar, misalnya kandungan air pada semangka ( air 92%), jeruk ( air 91%), ketimun (air 96%) dan pisang (air 74%).
  • Gunakan tempat air minum yang menarik dan terbuat dari bahan yang aman. Tempat air minum ini bisa diletakkan di atas meja kerja agar kita terus mengingatnya.
  • Lakukan pemeriksaan hidrasi tengah hari. Caranya dengan melihat warna urin dan membandingkan dengan skala warna urin yang ditempel di toilet.  Jadikan target  harian untuk memiliki urin yang jernih sampai pukul 3 sore.
  • Ganti Coffee Break dengan Water Break. Artinya, jika selama ini rehat diisi dengan minum kopi, teh atau soda, sebaiknya diganti dengan minum air mineral. Soda, kopi dan teh bersifat diuretik. Alih-alih terhidrasi, tubuh justru akan dehidrasi.
  • Minum segelas air setelah beraktifitas berat misalnya seusai naik turun tangga.
  • Minum sebelum makan agar air mendapatkan tempat di lambung. Minum hanya sesudah makan membuat kemampuan minum hanya sedikit.
  • Ketika lapar datang, cobalah minum dulu. Seringkali sinyal haus disalah artikan sebagai lapar. Jika dengan minum lapar hilang, berarti sebenarnya Anda hanya haus. Tapi jika masih lapar, silakan makan.

Kantor Peduli Hidrasi : Fasilitasi dan Edukasi.

Kebiasaan minum di kantor tidak menjadi perhatian utama. Kegiatan minum dianggap sebagai tanggung jawab pribadi dan seharusnya telah menjadi kebiasaan yang dilakukan oleh masing-masing orang. Padahal kesibukan kantor juga mempunyai andil dalam masalah dehidrasi karyawan. Karena itu kantor pun seharusnya memperhatikan dan mendukung aktifitas minum karyawan.

Instansi atau perusahaan berkewajiban menciptakan lingkungan kerja yang sehat termasuk soal kecukupan hidrasi. Karyawan harus didorong untuk minum air secara teratur sepanjang hari dengan penyediaan fasilitas minum, waktu untuk minum serta edukasi tentang gejala dehidrasi dan pencegahannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun