Mohon tunggu...
Mursyid Sonsang
Mursyid Sonsang Mohon Tunggu... -

peminat masalah masalah sosial politik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kampung Ciwaluh, Kampung Pemijat

5 Juli 2012   04:02 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:17 514
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menembus Batas “Ciwaluh Kampung Kecil Negeriku”. Kegiatan ini berjalan kaki sejauh tiga kilometer, menurun dan mendaki di lereng perbukitan hingga ke kampung Ciwaluh. Selama di kampung Ciwaluh harus tidur dengan apa adanya di rumah-rumah masyarakat. Latihan ini diharapkan mampu merasakan dan melihat kondisi orang lain serta membuat perencanaan pembangunan yang cocok dengan daerah tersebut.

Dari beberapa kegiatan tersebut diharapkan peserta dapat : (1) mengasah kemampuan environmental scaning dengan aplikasi/ perspektif pengetahuan geopolitik, geostrategic (deep practice), (2) terasahnya karakter kepemiminan sebagai nasional strategi leader (change maker, leadership, pembangun intangibles), (3) terasahnya entrepreunership, (4) semakin eratnya chemistry dan networking strategi diantara peserta, (5) terasahnya kearifan dan kerendahan hati.

Para peserta sangat antusias selama mengikuti outward bond, bahkan sekelas Letjen M Munir (Pangkostrad), Irjen Pol Putut Bayu Seno (Kapolda Jabar), Mayjen Doni Monardo (Wadan Kopasus), Mayjen Bachtiar (Gubernur Akmil), Laksda Agus Purwanto (Gubernur AAL), begitu bersemangat mengikuti semua kegiatan.

Bahkan Mayjen Doni Monardo, harus mengeluarkan kemampuan renangnnya untuk mendorong rakit agar bisa melaju di Danau Lido, karena rakit yang dibangun kurang mantap dari perencanaan awal. Tapi berkat kegigihan rombongan yang beranggotakan 8 orang ini sampai juga di tujuan.

Begitu juga selama menginap di rumah masyarakat, para peserta yang umumnya para pejabat tinggi dengan berbagai fasilitas harus menginap di rumah warga yang hanya tidur beralaskan tikar. Tapi semua peserta merasa terharu dengan sambutan yang luar biasa dari masyarakat.

Pada malam hari, keletihan peserta terobati, dengan munculnya pasukan pemijat. Ternyaata kampung Ciwaluh memiliki stok pemijat yang cukup banyak. Dari 60 KK penduduk Ciwaluh, setidaknya ada 20 orang yang ahli pijat memijat. Seharusnya pemijat dari Ciwaluh ini di ekspor ke Jakarta yang konon kekurangan pemijat yang profesional.

Saking banyaknya, beberapa peserta didatangi dua sampai tiga pemijat. Akhirnya kebijaksanaanlah yang diambil. Seperti Pak Agus Purwoto, sudah ditunggui tiga pemijat, jadinya badan Pak Agus harus dibagi rata, yang satu mijat kaki, yang satunya lagi mijat badan dan pemijat lainnya dapat jatah kepala…asyik Pak Agus.

Nasib serupa juga dialami Pak Agus Condro, sudah ditunggui oleh dua pemijat. Kayak raja-raja Arab, sambil tiduran Pak Condro dipijat dua orang, tapi jangan curiga, semua pemijatnya adalah laki-laki.

Yang paling mantap, nasib Pak Budiyanto, salah seorang Ketua PKS ini dapat pijatan hingga pukul 4 pagi. Karena sambil menonton bola di televisi yang menyiarkan sepak bola piala Eropah. Dengan badan yang besar dan kayak pesumo dari Jepang, Pak Budi sangat keletihan menempuh perjalanan sehari sebelumnya. Bahkan selama perjalanan sering tertatih-tatih ketika jalan mendaki.

Pada malam terakhir, tibalah saatnya menghibur warga Ciwaluh dengan mendatangkan organ tunggal dengan artis cantik dari Kota Kembang, Bandung. Bermunculan artis-artis berbakat, terutama Pak Surahman dan Pak Budy, Pak Putut dan Pak Munir. Suasana tambah asyik dan gembira, dengan joget ria yang sangat elok goyangnya, terutama Ibu Profesor Endang, yang merupakan seorang profesor tari.

Acara dipandu peserta yang mantan penyiar TVRI era 80-an, Marlinda Irwanti itu harus berakhir pukul 12.00 malam, setelah pembacaan puisi yang sangat menyentuh oleh Bapak Barmawi, kemudian lagu Kemesraan karya Iwan Fals.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun