Mohon tunggu...
Mursyid Sonsang
Mursyid Sonsang Mohon Tunggu... -

peminat masalah masalah sosial politik

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tahun Pertama Zumi Zola; Kerja Keras dan Keluar dari Pusaran Gosip

11 April 2012   15:57 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:45 593
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

APAPUN berita buruk yang dialamatkan ke Zumi Zola beberapa bulan terakhir ini, rakyat Tanjab Timur telah memaafkannya. Antusiasme dan kemeriahan pesta rakyat untuk merayakan pernikahan Zumi dengan Sherrin Tharia pada awal April 2012 lalu, merupakan bukti bahwa rakyatnya masih mengelu-ngelukannya, sekaligus tak peduli terhadap rumor menyangkut bupati mereka. [caption id="attachment_174012" align="alignleft" width="210" caption="Zumi dan Sherin Bernyanyi"][/caption] Sampai titik tersebut, Zumi berhasil memisahkan kehidupan pribadi dan keartisannya dengan profesionalismenya sebagai seorang pejabat negara. Zumi mengabaikan sekelompok pengagum yang mengkultuskannya. Zumi tak bergeming dengan pertanyaan yang tak berkesudahan menyangkut affairnya, memasuki periode menghilang/menyendiri dan kemudian muncul dengan pengumuman pernikahan, merupakan strategi jitu untuk menepis semua gossip tak sedap. Namun upaya tersebut tak akan benar-benar berhasil jika selama setahun kepemimpinannya, Zumi Zola tak melakukan apa-apa. Justru karena dia banyak melakukan terobosan penting untuk daerah yang masih dikategorikan terisolir, masyarakat lebih mengingat keberhasilan dan kerja kerasnya dibanding segala gosip yang tak enak. Beberapa minggu setelah dilantik jadi Bupati, Zumi tak henti turun ke lapangan, mengunjungi sekolah dan perkampungan miskin, melihat kehidupan mereka  hingga ke kebun dan pantai serta inspeksi mendadak untuk mengingatkan para PNS agar bekerja serius dan professional. [caption id="attachment_174013" align="alignleft" width="448" caption="Zumi dan Sherin saat Diwawancarai Wartawan"]

13341596151535706639
13341596151535706639
[/caption] Zumi juga tak main-main dengan tekadnya untuk membangun pemerintahan yang bersih dan berwibawa. Pejabat yang kurang capable memperoleh warning, pejabat yang bermain proyek seperti pada kasus pengadaan kapal nelayan, mendapat teguran keras. Bupati termuda di Indonesia itu pun tak henti menghimbau agar perusahaan swasta yang bergerak di wilayah kaya sumber daya alam tersebut memberi kontribusi yang lebih nyata lewat program Corporate Social Responsibility (CSR) bagi masyarakat sekitarnya. Mengutip Al-Qur’an, Zumi mengatakan dari keuntungan yang diraih oleh perusahaan tersebut ada hak orang miskin yang harus dikembalikan. Zumi juga dapat menangkap kekhawatiran masyarakat bahwa dirinya dikendalikan orang-orang tertentu dalam menjalankan pemerintahan. Zumi dengan tegas menolak intervensi pihak luar yang tak terkait dengan pemerintahan, meskipun mereka kerabatnya sendiri. Zumi bersedia menerima perlindungan dan bantuan keluarganya, terutama ayahandanya Drs. H. Zulkifli Nurdin, baik pada masa kampanye pencalonan bupati dan ketika menghadapi masalah pribadi yang pelik. Namun dalam menjalankan roda pemerintahan, Zumi menunjukkan dirinya sebagai pribadi yang independen. Hal-hal positif tersebutlah yang membuat rakyat berharap banyak agar Zumi meneruskan kepemimpinannya di wilayah pesisir Jambi tersebut. Rakyat bersedia melupakan berita buruk tentang Zumi, karena di mata mereka Zumi adalah seorang yang berkomitmen, rendah hati dan  religius. Tapi apakah Zumi akan “selamat” bila rumor baru kembali muncul? Wallahualam. Sebagai seorang yang religius, Zumi Zola tentu paham tentang tiga hal yang membuat seorang pemimpin jatuh; harta, tahta dan wanita. Tak hanya Zumi yang rugi jika gossip buruk kembali menerpa. Provinsi Jambi pun akan kehilangan asetnya yang sangat berharga. Kehilangan seorang calon pemimpin masa depan. (***) Simak tulisan lain tentang Zumi Zola di www.infojambi.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun