Mohon tunggu...
Mursyid Hasanusi
Mursyid Hasanusi Mohon Tunggu... -

vamos

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Keberhasilan Hatta Membawa PAN Menuju Partai Masa Depan

10 Februari 2015   04:14 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:31 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Partai Amanat Nasional (PAN) sebagai partai yang terbuka bagi warganegara Indonesia. Dengan visi menjadi partai yang terdepan dalam mewujudkan masyarakat madani yang adil dan makmur. Sifat dan visi PAN tersebut menjadi persyaratan utama untuk mewujudkan partai mendepan yang modern.

Partai politik sebagai salah satu komponen demokrasi mutlak harus ada dalam setiap negara yang menganut paham demokrasi, oleh karena itu tidak akan ada negara demokrasi tanpa kehadiran partai politik. Semua negara modern pasti memiliki partai politik.

Secara ideal fungsi partai politik adalah untuk memobilisasi dan mengaktifkan rakyat, mewakili kepentingan rakyat, memberikan jalan kompromi bagi pendapat yang saling bersaing serta menyediakan sarana suksesi kepentingan politik secara sah dan damai. Persyaratan-persyaratan inilah tampaknya yang selalu menjadi orientasi PAN untuk menjadi partai mendepan yang modern.

PAN menuju partai terdepan Pengalaman yang telah dimiliki oleh negara-negara yang memiliki tradisi kehidupan partai politik yang cukup lama, mengharuskan PAN untuk becermin. Sebagai partai yang lahir di masa reformasi, PAN sebenarnya dapat menonjolkan sifatnya yang terbuka dengan kaderisasi yang berkualitas.

Namun demikian, untuk mewujudkan hal itu perlu melihat persoalan yang dialami oleh partai-partai di Tanah Air pascareformasi. Kondisi partai politik di Indonesia pascareformasi 1998 sungguh memprihatinkan. Kondisi manajemen parpol yang ada mirip dengan partai tradisional di negara berkembang yang masih tertatih-tatih berdemokrasi.

Sosok Hatta Rajasa selama memimpin di PAN memberikan pesona dalam mengendalikan parpol. Meski demikian, ke pemimpinan kharismatik itu perlu segera ditransformasikan dalam sistem agar organisasi itu tidak hancur.

Kepemimpinan Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN),  Hatta Rajasa ternyata menghasilkan sebuah partai yang mempunyai nilai yang baik dalam kancah perpolitikan di Indonesia.

Pada kenyataannya Hatta telah berhasil membawa perubahan besar untuk PAN, sebagai contohnya adalah suara pemilu pada 2014 lalu, Hatta telah berhasil memberikan sumbangsih besar untuk PAN.

Hatta Rajasa adalah kader terbaik PAN yang ada saat ini. Kiprah politik beliau, baik di internal partai maupun dalam pentas percaturan politik nasional sangat membanggakan seluruh kader.

Pada masa mendatang yang dibutuhkan bukanlah partai yang hadir dengan kekuatan massa yang mudah berpindah dan terpengaruhi. Bukan pula yang dipilih karena kharismatik seseorang yang atau karena ada seseorang. Tetapi, partai yang dipilih berdasarkan sistem kaderisasi dan gagasan yang kuat.

Dengan realitas seperti ini, yang perlu dilakukan; pertama, membangun sistem organisasi yang mapan sehingga membentuk budaya organisasi kuat dan menjadi tradisi yang akan diwariskan dalam jangka panjang.Kedua, partai modern dibangun melalui kemampuan anggotanya untuk mela kukan proses refleksivitas (reflexivity).

Partai memfasilitasi anggota-anggota organisasinya mampu melihat ke masa depan dan membuat perubahan-perubahan di dalam struktur atau sistem jika diprediksi hal-hal tertentu tidak akan berjalan.

Dengan demikian, partai modern adalah partai yang progresif dalam beradaptasi dengan situasi dinamis.Kecermatan dalam merumuskan dan mengaplikasikan platform partai menjadi keniscayaan, bukan semata fokus pa da rencana pragmatis figur politik.

Ketiga, partai modern dibangun melalui tahapan kaderisasi. Ketiga tahapan tersebut berjalan secara integratif yakni merekrut orang bergabung, lantas membina kader menjadi loyalis serta men distribusikan kader ke dalam posisi-posisi ter tentu.

Perkembangan dinamis-pragmatis kerap mencederai tahapan kaderisasi ini. Partai kerap menjadi pintu masuk munculnya politisi non kader yang mengatasnamakan partai da lam pe rebutan jabatan publik. Sehingga, kerap merusak suasana ba tini yah kader se kaligus menumbuhkan parasit yang akan menggerogoti tubuh partai.Keempat, partai modern harus mau dan mampu menjalankan fungsi-fungsi partai.

Di antara fungsi-fungsi penting itu adalah menjadi saluran agregasi politik, pengendalian konflik dan kontrol.Bagaimanapun partai memiliki posisi penting dalam menstimulasi dan menunjukkan arah kepentingan politik yang semestinya menjadi perhatian publik.

Selain itu, juga dapat menjadi saluran yang tepat saat konflik muncul dan eskalatif sekaligus menjadi pengontrol yang efektif dalam sebuah sistem politik.Tentunya hal ini merupakan langkah besar untuk menjadi partai mendepan yang modern.***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun