Mengenakan baju putih dan songkok, Prabowo tampak berapi-api ketika menyampaikan pidato. Kedua tangannya senantiasa bergerak memberikan tekanan terhadap apa yang dia ucapkan. Prabowo pun beberapa kali menunjukkan tangannya ke arah bendera serta kader Gerindra di ruang pertemuan yang besar.
"Saudara-saudara, kita masih upacara, kita masih menyanyikan lagu kebangsaan, kita masih pakai lambang-lambang negara, gambar-gambar pendiri bangsa masih ada di sini."
"Tetapi di negara lain, mereka sudah bikin kajian-kajian di mana Republik Indonesia sudah dinyatakan tidak ada lagi tahun 2030. Bung, mereka ramalkan kita ini bubar!"
Demikian kata Prabowo dalam acara konferensi dan temu kader nasional Partai Gerindra di Bogor, Jawa Barat, Oktober tahun 2017. Dalam pidatonya tersebut, Prabowo Subianto mengajukan argumen-argumen tentang penguasaan tanah dan kekayaan.
"Elite kita ini merasa bahwa 80% tanah seluruh negara dikuasai 1% rakyat kita, tidak apa-apa. Bahwa hampir seluruh aset dikuasai 1%, tidak apa-apa."
"Bahwa sebagian besar kekayaan kita diambil ke luar negeri, tidak tinggal di Indonesia, tidak apa-apa. Ini yang merusak bangsa kita, saudara-saudara," ujarnya.
Dalam pidatonya di depan kader Partai Gerindra, Prabowo Subianto, tidak secara spesifik menyebut nama negara atau 'kajian' yang menyatakan Indonesia bubar tahun 2030. Akan tetapi, dalam sebuah seminar di Universitas Indonesia pada 18 September 2017, Prabowo menunjukkan tiga buku, salah satunya berjudul Ghost Fleet, karangan August Cole dan P. W. Singer.
"Ghost Fleet ini sebetulnya novel tapi ditulis oleh dua ahli strategi dan intelijen Amerika, menggambarkan sebuah skenario perang antara Cina dan Amerika tahun 2030. Yang menarik dari sini bagi kita hanya satu. Mereka ramalkan tahun 2030 Republik Indonesia sudah tidak ada lagi," kata Prabowo dalam seminar itu.
Nasib Indonesia Dalam Ghost FleetÂ