Mohon tunggu...
Mursal Bahtiar
Mursal Bahtiar Mohon Tunggu... Wiraswasta - Hamba Allah

Orang Timur

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sajak Darah dari Timur, Mengenang Pahlawan di Negeri Zazira Al-Mulk

7 Agustus 2022   00:53 Diperbarui: 7 Agustus 2022   00:57 589
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gunung Gamalama Ternate (Sumber Republika)

Puisi dimata para anak muda sekarang mungkin terkesan jadul (jaman dulu). Tak banyak diantara mereka yang jadikan puisi sebagai alarm, sebagai penggugah rasa, dan sebagai torehan seni yang dapat membius lelahnya tapakan hidup.

Jauh dari itu, Menyandingkan konsep puisi dan edukasi dalam menggapai cita-cita leluhur adalah bagian yang harus dipandang penting.

Amal Hasanuddin (De facto Rap) dalam puisa yang di unggah ke dalam channel YouTubenya sebagai reaksi mengenang para pahlawan negeri para raja, seakan memukul pengetahuan sejarah anak negeri yang sepertinya luput dari ingatan.

Puisi berjudul "Jangan Lupakan Kami" seakan menangangkat suara hati para pendahulu bangsa di negeri Moloku Kie Raha.

Tak hanya itu dalam puisinya, Amal mencoba menyodok akan pelajaran disekolah yang banyak mengenalkan Pahlawan dari Jawa, sementara pahlawan negeri sendiri kurang mendapat tempat untuk diajarkan dikurikulum sekolah.

Beberapa Nama yang diangkat Amal dalam puisinya sebagai pahlawan Negeri empat gunung, dapat diambil hikamah dan teladannya atas keberlangsungan pengetahuan sejarah pahlawan dinegeri bertuan. Mereka di antaranya: Suba Jou Alam Ma Kolano Iskandar Muhammad Djabir Syah, Haji Ngade, Tuan Haji Salahiddin, Daud Umar dan tokoh-tokoh lain yang belum sempat diangkat.

"Di sekolah tong disini tra dapa Kase ajar nama para Tokoh itu, Tong tra dapa itu di sekolah, cuman bagian Java saja yang tong balajar. Tong pe tokoh hebat sendiri tong lupa" Cetus Amal Tersenyum

Menurut Amal, orang-orang Luar biasa yang diangkat dalam puisinya adalah pahlawan yang harus dikenang dan jangan dilupakan oleh anak cucu Molouku Kie Raha.

"Bukan nama, uang, tahta, dan jabatan, yang Meraka cari, tapi ridho Allah. Itu nilai, jangan sampai kita anak cucu lupakan, mereka telah dengan tulus berjuang untuk negeri ini" tutur Amal.

Amal berharap, bahwa pengetahuan lokal, sejarah daerah harus mendapat tempat di negara ini, sebagai kurikulum pendidikan agar anak negeri tak butuh sejarah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun