Teringat akan alunan suaramu saat lantunkan ayat mengimami makmum dibelakangmu
Masih ku ingat jelas sepatumu yang coklat tak bertali
Rotan didekat kursi dan kapur tulis dimejamu
Sedang kau sesekali menahan sakit menahun yang setiap hari yang kau bawa berjalan.
Dibawah nyiur itu kau bergumam sendu merangkai cerita
Membilir menyeru menanam bibit yang kau semai
Sembari sesekali kau ceritakan kisah lucu yang setuju
Hingga tujuh ayat yang kau ajarkan padaku menuju waktu
Pada subuh itu, kau menemani ibu merawat dapur
Memegang gerobak bekas yang terlihat Kumu
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!