Mohon tunggu...
MURSAL KAUTSAR
MURSAL KAUTSAR Mohon Tunggu... Penulis - Perspektif Lawas

Berdaya Guna

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Marabose Tak Sekedar Mendayung

31 Agustus 2023   01:17 Diperbarui: 25 September 2023   18:13 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Koreksi aku jika salah..

Puisi ini bukan untuk pasrah..

Mula Nama bayyan adalah meditasi sakral berserah..

Wahai Marabose...! Tanah yang kini bernama Bacan kadang menyisakan setengah tanya....

Aku bukan darah dari para nama kolano yang bertahta...

Aku budak yang haus sejarahmu ditulis dengan tinta emas permata..

Sepanjang Windu, rindu, pilu, teriakan ini masih tetap sama, meski tarian malu tetap saja sahdu bertaru di atas tiru...

Seperti Tuan merindu untuk di ceritakan.. Kisah itu terlalu lalu terpendam, bak Puan yang sedang melamun...

Tak pernah ada ingatan... Anak cucu butuh tahu.. Nalar kurikulum hanya sebatas tari dan perahu.. jangan halu...!!

Kuasa tanjung lahir berlari meneriaki tepi, menyala obor surgawi melelahkan  berhari-hari...

Lenggok tangan meriah...., goyang panggul menghibur berlomba, anak-anak kecil berlari tak tahu sejarah....hahaha....

Siapa yang dari mara? Siapa yang panggayung? Siapa yang menginjakan kaki di Kasiruta? Siapa yang akan bertanya di ruang kelas tentang nenek moyang yang lama di lupakan zaman...

Mara dan Bacan jarang penuhi etalase media..!

Lawatan ruang tamu para pejabat lupa mendedikasikan sejarah... tenaga pendidik melirih jauh bahkan sampai ke jawa.... namun jati diri hanya bersenggama dengan uang kertas berwarna.....

Di sekolah...... Mara dan Bacan jarang mendapat tempat untuk di ajarkan..

Mursal Al-Kautsar 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun