PERAN MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNINGÂ
DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN DI DALAM KELAS
Â
Â
Pengertian Model Pembelajaran Menurut Para Ahli
       Priansa (2017:188) mengemukakan bahwa model pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan suatu kegiatan kerja, atau sebuah gambaran sistematis untuk proses pembelajaran agar membantu belajar siswa dalam mencapai tujuan yang ingin dicapai. Hanafiah & Suhana (2010: 41) menegaskan bahwa model pembelajaran merupakan salah satu pendekatan dalam rangka menyiasati perubahan perilaku siswa secara adaptif maupun generatif. Sejalan dengan hal itu, Isjoni (2011: 5) mengemukakan perkembangan model pembelajaran dari waktu ke waktu terus mengalami perubahan. Menurut Arends (Trianto, 2010: 53) terdapat enam macam model pengajaran yang sering dan praktis digunakan dalam mengajar, antara lain presentasi, pengajaran langsung (direct instruction), pengajaran konsep, pembelajaran kooperatif, pengajaran berdasarkan masalah, dan diskusi kelas.
Pengertian Model Pembelajaran Project Based Learning (PjBL)
       Project Based Learning adalah model pembelajaran yang mendorong para peserta didik untuk menerapkan cara berpikir yang kritis, keterampilan menyelesaikan masalah, dan memperoleh pengetahuan mengenai problem dan isuisu riil yang dihadapinya. Model pengajaran project based learning seringkali disebut dengan model pengajaran yang menggunakan persoalan masalah dalam sistemnya dengan tujuan mempermudah siswa dalam proses pemahaman serta penyerapan teori yang diberikan. Model tersebut menggunakan pendekatan kontekstual serta menumbuhkan keahlian siswa dalam berpikir kritis. Sehingga mampu mempertimbangkan keputusan paling baik yang diambil sebagai solusi penyelesaian dalam permasalahan yang diterima.
       Mempertimbangkan baik buruknya suatu keputusan yang digunakan sebagai solving juga termasuk dalam teori yang diberikan (Wena, 2010:145). Kerja proyek seringkali diartikan sebagai kerja yang tersusun oleh beberapa tugas dan didasarkan dengan pertanyaan serta permasalahan yang menuntut siswa cenderung berpikir kritis dalam pencarian solusinya. Langkah penyelesaian masalah yang dilakukan oleh siswa dapat dijadikan dasar dalam melakukan penilaian (Wena, 2010).
Kelebihan PJBL:
- Meningkatkan motivasi belajar peserta didik.
- Meningkatkan kemampuan memecahkan masalah.
- Mendorong peserta didik lebih aktif dan berhasil memecahkan masalah kompleks.
- Meningkatkan daya kolaborasi.
- Mendorong peserta didik mengembangkan dan mempraktikkan keterampilan komunikasi.
- Meningkatkan keterampilan peserta didik dalam mengelola sumber.
- Memberikan pengalaman pada peserta didik tentang pembelajaran dan praktik dalam mengorganisasi proyek untuk menyelesaikan tugas.
- Menyediakan pengalaman belajar yang melibatkan peserta didik dengan kompleks dan dirancang berkembang sesuai keadaan dunia nyata.
- Membuat suasana belajar yang menyenangkan, sehingga peserta didik maupun pendidik menikmati proses pembelajaran
Kekurangan PJBL:
- PjBL memerlukan banyak waktu yang mesti disediakan untuk menyelesaikan permasalahan yang kompleks
- Banyak orang tua peserta didik yang merasa dirugikan sebab menambah biaya untuk memasuki sistem baru.
- Banyak instruktur merasa nyaman dengan kelas tradisional sebab instruktur memegang peran utama di kelas. Tradisi ini sulit bagi instruktur yang kurang atau tidak menguasai teknologi.
- Banyaknya peralatan yang mestu disediakan. Sebab itu, disarankan memakai team teaching dalam pembelajaran.
- Peserta didik yang memiliki kelemahan di dalam percobaan dan pengumpulan informasi akan mengalami kesulitan.
- Ada beberapa peserta didik yang kurang aktif dalam kerja kelompok. Jika topik yang masing-masing kelompok berbeda, dikhawatirkan peserta didik tidak memahami topik secara keseluruhan
Dampak yang dirasakan
      Setelah melakukan pembelajaran dengan Project based learning (PjBL), desain pembelajaran inovatif dan media yang menarik     maka dampak yang dapat dilihat adalah
1. Kemampuan membaca peserta meningkat
2. Motivasi belajar siswa meningkat.
3. Siswa lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran
4. Hasil belajar siswa meningkat dengan melihat dari nilai yang diperolah 96 % siswa diatas KKM
5. Siswa mampu menyelesaikan tugas dengan baik
6. Siswa merasa senang dengan pembelajaran yang telah dilaksanakan.
      Berdasarkan dampak yang dirasakan maka dapat disimpulkan bahwa solusi yang telah dilakukan sangat efektif untuk meningkat memampuan membaca peserta serta kemampuan berhitung peserta didik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H