Mohon tunggu...
Murni Marlina Simarmata
Murni Marlina Simarmata Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Aro Gapopin

Menulis untuk mengasah disiplin berpikir

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Kuliah di Kompasiana

22 Oktober 2019   23:26 Diperbarui: 23 Oktober 2019   00:57 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penulisan istilah asing, pengunaan kosa kata baku, koherensi gagasan antar kalimat dan antar pragraf serta kesesuaian antara judul dan isi tulisan adalah permasalahan yang paling sering kami diskusikan di kelas.

Kemudahan menemukan kesalahan ini telah turut membuat suana perkuliahan menjadi lebih hidup. Barangkali ini bisa menjadi masukan penting bagi pengelola Kompasiana dalam upaya menjaga kualitas artikel.

Tentu kurang bijak juga mengharapkan media warga seperti Kompasiana dapat menerapkan kaidah-kaidah penulisan ketat, tapi setidaknya dapat mengurangi kecenderungan beberapa Kompasianer yang memberlakukan media ini seperti media sosial lain (misalnya Facebook) di mana susunan kata dan kalimat sering tak beraturan.

Kredibilitas
Sesungguhnya, permasalahan penggunaan tata bahasa dapat juga kita temukan dengan mudah di berbagai media online lain, terutama yang mengusung konsep citizen jurnalism. Saya memilih Kompasiana sebagai bahan pembelajaran dan sebagai sarana melatih disiplin berpikir melalui tulisan karena Kompasiana satu-satunya yang menerapkan prosedur validasi identitas para penyumbang artikel (penulis atau blogger).

Permasalahan utama yang sering kita hadapi dalam banjir informasi di era digital ini adalah kemudahan para produsen berita berlindung di balik anonimitas. Siapun bisa memproduksi berita, analisa, himbauan atau berbagai bentuk artikel tanpa menyingkap identitas sebagai bentuk pertanggungjawaban awal. Ketika terjadi keributan, produser dapat dengan mudah menghapus jejak sehingga tidak bisa diminta pertanggungjawaban.

Saya yakin tanda centang biru dan hijau yang diberlakukan Kompasiana merupakan salah satu terobosan penting yang membuat media ini unggul dibanding yang lain. Tanda ini menunjukkan bahwa Kompasiana adalah media yang dikelola dengan serius. Karena alasan inilah saya jatuh cinta pada Kompasiana.

Awalnya saya hanya membuat target menulis satu artikel per minggu berdasarkan topik pilihan yang sesuai minat, tapi dalam perjalanan menjadi ketagihan menuangkan buah pikiran dalam bentuk tulisan di media ini dengan beragam topik. Kepada mahasiswa sayapun bergurau: jangan hanya kuliah di Kompasiana, tapi ikut nulis dong. Sayapun membuat tantangan baru kepada mereka yang tak etis diceritakan seluruhnya di sini.

Pengelola Kompasiana layak diacungi jempol karena dengan berbagai cara kreatif mampu membuat para blogger ketagihan menulis dan memacu semangat kompetisi yang fair melalui berbagai event.

Kompetisi ternyata merupakan salah satu cara terbaik untuk memacu vitalitas dan semangat hidup. Ketika jenuh dalam pekerjaan, akhir-akhir ini saya tak lagi mengadalkan grup-grup medsos sebagai pengalih perhatian tetapi membaca ulang satu dua tulisan saya di Kompasiana. Sekedar mencari kesalahan penulisan atau ide yang belum terelaborasi dengan baik atau mengamati peningkatan jumlah pembaca.

Aktivitas baru ini ternyata lebih menarik dan lebih menantang karena setiap saat bisa lahir ide membuat tulisan baru. Energi segarpun mengalir kembali.

Karena dikelola dengan serius oleh tim yang kreatif, kita tak perlu heran kenapa Kompasina dapat menorehkan prestasi gemilang. Sekilas saya sempat membaca statistik media ini yang berhasil menghimpun 355.000 penulis (Kompasianer). Itu data 2017 atau dua tahun lalu. Mungkin sekarang, 11 tahun Kompasiana telah berhasil setengah juta pengguna.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun