Aku netral saja. Mau kerokan oke, tapi juga tidak menganjurkan -- begitu kata sepupuku. Aku menggoda dia, dokter netral. Ini netral ala pemilu ya, Mba...
Dia hanya terkekeh sambil lanjut memeriksa pasien di rumah. Sempat juga dia bilang -- soalnya, kerokan itu bisa sebagai warisan budaya dari nenek moyang kita -- orang Indonesia. Makanya tidak bisa dilarang begitu saja.
Ruang keluarga sepi. Tiba-Tiba kakak ku muncul lagi sambil mengambil ponsel dekat TV.Â
Dia sempat bilang lagi -- dalam hal masuk angin, kerokan merupakan penyembuh karena sudah dianggap menjadi tradisi.
Iya benar. Saya uga suka kerokan. Apalagi kalau ibu pengeroknya.
Cara mengerik yang saya tahu karena sudah menjadi kebiasaan di rumah ini -- oleskan minyak atau balsam pada bagian tubuh yang akan dikerok. Lalu gores sambil ditekan dengan koin. Kulit akan menghasilkan gurat-gurat merah bekas goresan koin.
Semakin lama digores semakin merah. ini menandakan tubuh kita benar-benar masuk angin...
Selamat mencoba bagi yang belum pernah. Yang sedang kerokan, semoga cepat sembuh....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H