Lega bisa ketemu bantal lagi di rumah sendiri. Membuatku langsung tertidur memeluk guling menghadap tembok.
Samar- samar aku mendengar obrolan beberapa orang di kamarku. Â
Aku berusaha diam dengan napas teratur
"Mama kamu kena PHB -- post holiday blues?"
"Penyakit apa itu?"
Yang ini aku tidak tahu suara siapa...
Sindrom otak belum menerima hal- hal yang menyenangkan selama liburan. Bawaannya malas. Malas bergerak. Mungkin rebahan terus maunya...
"Ibuku tak pernah malas. Ini maksudnya biar Ibu istirahat. Makanya kita bawa ke rumah sakit. Kalau di rumah pasti gerak terus. Di bawa ke rumah sakit soalnya Jumat itu kok tampak capek banget.
Suasana sepi. Terasa olehku ada yang memegang telapak kaki. Maksudnya kalau dingin mau diselimuti.
" Memang gejala holiday blues gimana....
"Post holiday blues. Sakit kepala, susah tidur, gelisah, malas bergiat."
"Pulang dari rumah sakit saja, minta tolong diambilkan  alat untuk mengepel. Ternyata untuk mengepel kolong tempat tidur. "
Suasana kembali sepi.
"Kalau ibu dengar omongan kaya gini, nanti pasti jadi tulisan."
"Maksudnya gimana?"
"Ibu tu nulis di Kompasiana...."
"Apa iya?"
"Nanti kalau ada aku kirim ke Tante deh..."
Di luar kamar sepertinya ada yang datang lagi berkunjung menengok. Membuat semua yang ada di dalam kamar pergi dan menyambut yang baru datang.
Aku diam saja. Menikmati bantal dan guling rumah beserta kasurnya. Lebih nyaman tidur di rumah .....
Sesekali kudengar pintu kamar dibuka dan ditutup kembali. Aku menikmati gulingku sepuluh menit lagi baru bangun...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H