Mamasku: Kamu dapat pesan apa siii, Â kok senyum-senyum.
Aku: Ini lho di WAG Â masih lanjut bahas diabetes.
Mamasku: Kapan ngobrolnya kok masih lanjut bahas diabetes. Waaaahhh, kamu curang ya.
Aku: Pas nyadran itu kita ngobrol soal diabetes. Sebelum dimulainya doa. Curang gimana maksudnya?
Mamasku: Kamu ngobrol ga ajak-ajak.
Aku: Waktu itu kita duduknya pas jauhan.
Mamasku: Oke nanti aku diceritain.
Aku: Ya, nanti ya.
Mamasku: Kalau gitu aku dibacain dong yang bikin kamu senyum-senyum.
Aku: Aku senyum-senyum karena ini baik juga diinfokan ke kompasianer. Sini aku bacain.
Sudah aku bacain. Sekarang gantian dong antar aku ke sekolah
Mamasku: Ingat ya, kamu utang janji cerita tentang diabetes diacara nyadran.
Aku: Oke nanti sore aku ke kantor mamas sambil mampir beli nasi padang untuk makan malam.
Mamasku: Ya, kutunggu.
Dalam hatiku, aku bisa saja mengirim link goresanku ketika menulis untuk  kompasiana. Namun, membacakan untuk seseorang yang terkasih dan tersayang ada seninya juga. Ada efek -- kita selalu bisa berdampingan. Sambil menikmati empuknya kasur saat malam tiba jelang mau tidur dan sambil bercerita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H