Membaca tulisan KOE KERJA TERUS KOK RA TAU PIKNIK!!! OPO UTANGMU AKEH?? -- Kamu Kerja Terus Tidak Pernah Piknik Apa Utang Kamu Banyak??
Keberadaanku dibelakang  bis itu terbaca sangat  jelas. Tulisan yang menggoda, menggelitik dan lucu. Pinter juga bahasa komunikasinya.
Memang piknik itu penting. Saya sering piknik tanpa bis atau tanpa naik kendaraan. Jadi bisa jalan kaki atau bersepeda sambil olah raga. Paling  tidak untuk sekadar pergi ke kota tetangga. Membawa makanan kecil di ransel lengkap dengan atribut jalan.
Piknik menurut KBBI adalah bepergian ke suatu tempat di luar kota untuk bersenang-senang dengan membawa bekal makanan.
Dengan jalan-jalan ke kota tetangga, kalau pagi bisa bertemu para petani. Bisa ngobrol atau sekadar bilang -- Â numpang lewat pak... numpang lewat bu...
Bersepeda di antara hamparan pesawahan, akan membuat kita mensyukuri kesuburan bumi Indonesia. Begitu kata Ali Romdhoni dalam bukunya 9 Sumber Kecerdasan dan Kebijaksanaan bagi Remaja.
Di kota besar, sambil jalan-jalan ke pasar kota tetangga. Bukan belanja sayur tetapi membeli minuman hangat dan makanan ringan sambil istirahat.  Ketemu soto, jajan soto. Lagi pula pasar yang saya  datang pasar kaget. Ada sejenak habis itu tempat sudah bersih lagi.
Pasar yang sebenarnya ada di balik tembok pembatas yang ada di sebelah kananku. Yang tetap ada biasanya warung soto atau ramesan.
Mengasikkan lagi bisa sambil ngobrol di gubuk atau dangau -- rumah kecil di tengah sawah untuk istirahat atau tempat duduk-duduk saja sambil menghalau burung yang makan padi ketika padi sudah berisi.
Ada utang atau tidak, tetap bisa piknik. Yang penting manfaatnya.
Bagiku manfaat piknik itu bisa menjadi sumber tulisan dengan beragam foto alam atau tempat yang dikunjungi, bertemu teman baru, mendapat pengalaman baru, memberi kesempatan hati dan pikiran  bersyukur atas semua yang dilihat, dirasa, didengar, dihayati, dipikirkan.
Mengapa begitu? Sebab Tuhan memberi kita nikmat berupa pikiran untuk digunakan. Jika tidak, maka itu artinya mengingkari nikmat-Nya. Pikiran akan menghantarkan ke tujuan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H