Membaca pantun memang asik. Ada kata-kata yang membuatku tergelitik. Bahkan bisa terkekeh dan senyum-senyum.
Pagi ini aku iseng menulis pantun dan kuletakkan di piring.
Ada tiga piring yang aku bawa.
satu piring berisi pantun.
Pantun yang kunamai Pantun Gombal Gambul
Terbungkus di amplop, biar dikira uang, he he he....
Piring lain berisi cake banana brand
satu lagi piring ukuran lebih kecil, berisi secangkir teh panas thermos.
Di dalam amplop itu aku menulis  pantun begini,
Aku merayumu bukan dengan harapan ini yang terakhir
Jangan sia-siakan harapanku jangan buang harapan
Aku  merasa ini akan sukses, tak  usah khawatir
Sebab Magelang adalah kota harapan
Kubawakan kau teh hangat dan kue di nampan
Dinikmati saat hujan sambil mapan
Aku  tak lelah menunggumu suami tampan
Mari kita sama-sama mapan
Dia kulihat tersenyum.
jadilah kita mapan bareng.
Kita hanya berdua ga perlu jamu
Sudah lama aku ingin itu
Makanya aku mau bertemu kamu
He he he, yuk kita begitu...
( maksudnya  duduk mesra saling menyayangi lho... he he he...)
Ha ha ha - dia tertawa
Kurasa dia juga mau dan bahagia.
lihat saja tawa lepasnya itu.
Ada binar juga di matanya.
Tangannya sudah mengelus pundakku
Bersandar di bahunya terasa nyaman.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H