Aku menuju ruang bawah tanah. Sejak dibangun dulu, Â ruang itu hanya untuk parkir mobil saja. Mobil tua peninggalan Ayah.
Berhubung ada yang suka, akhirnya mobil itu jadi uang. Uang langsung masuk tabungan.
Belum tahu, mau digunakan untuk apa uang itu.
Setelah beberapa bulan kosong karena mobil berikut juga laku dijual. Kini saatnya bersih-bersih mumpung lagi mood.
Tidak ada barang lain kecuali korden pembatas ruang tidur dengan garasi yang menyatu di ruang itu.
Kamar yang dulunya sering digunakan Kang Munu kalau kami berangkat pagi kala berlibur.Â
Paling tidak kita bisa sarapan bareng dan Kang Munu sambil menikmati teh buatan Mbok Jumiah.
Menurut Kang Munu, teh buatan Mbok Jumiah paling nikmat.
Tadi pagi, Rabu 1 Februari 2023, aku mulai menyapu. Sambil memasak nasi dan menunggu antrian kamar mandi, bergiat bersih-bersih sambil menunggu, berharap lebih baik daripada sibuk nyimak Kompasiana terus. Giat paginya biar gantian.
Ruang ini, rencananya untuk tempat tanaman yang bisa ditanam di sini sambil mengganti suasana ruang.
Tiba-tiba aku seperti melihat korden bergerak. Mestinya korden tidak bergerak. Tidak ada angin, tidak ada yang menyenggol.