Teringat aku pada ibu.
Ketika aku lelah, tangan ibu ada di pundak beralih ke kepala.
Masih dengan menggenggam tanganku.
Tangan yang lain juga memegang lenganku.
Bergegas ibu ke dapur mematikan kompor dan membuatkan aku teh panas.
Padahal aku berniat membuat kopi.
Tapi teh buatan ibu lebih menarik.
Bersanding dengan roti bakar.
Ibu menggosok punggungku dengan vicks vaporub.
Vicks vaporub mini kemasan saku.
Sudah hangat 'kan. Tanya ibu waktu itu.
Ada menthol, untuk melemaskan tubuh dan eucalyptus yang aroma multifaset.
Aku hanya mengangguk dan menikmati roti bakar.
Kutarik ibu agar duduk di sebelahku.
Sambil aku bercerita tentang hari ini di kantor
Gantian ibu mengangguk dan menikmati roti bakar.
Sesekali pandangan kami bertemu.
Kami saling lempar senyum, berbagi rasa bahagia.
Kini semua itu hanya kenangan.
Bisaku hanya berdoa semoga alam kuburnya damai, terang, tenang di sisiNya. Aamiin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H