Mohon tunggu...
MURNI RAHAYU
MURNI RAHAYU Mohon Tunggu... Mahasiswa - Saya adalah seorang mahasiswa Universitas Pelita Bangsa Cikarang, saya juga seorang karyawan di suatu Perusahaan yang ada di kawasan MM2100

hobby saya adalah memasak ,keseharian saya saat ini bekerja,kuliah.

Selanjutnya

Tutup

Sosok

Tokoh Pemimpin Keagamaan

20 Januari 2025   00:57 Diperbarui: 20 Januari 2025   06:18 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosok Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Pada tahun 1993, Gus Dur menerima Ramon Magsaysay Award, sebuah penghargaan yang cukup prestisius untuk kategori Community Leadership. Ia mendapat penghargaan dari Simon Wiesenthal Center, sebuah yayasan yang bergerak di bidang penegakan Hak Asasi Manusia. Wahid mendapat penghargaan tersebut karena menurut mereka ia merupakan salah satu tokoh yang peduli terhadap persoalan HAM. Gus Dur kemudian juga memperoleh penghargaan dari Mebal Valor yang berkantor di Los Angeles karena Wahid dinilai memiliki keberanian membela kaum minoritas, salah satunya dalam membela umat beragama Konghucu di Indonesia dalam memperoleh hak-haknya yang sempat terpasung selama era Orde Baru. Wahid juga memperoleh penghargaan dari Universitas Temple. Namanya diabadikan sebagai nama kelompok studi Abdurrahman Wahid Chair of Islamic Study. Pada 21 Juli 2010, meskipun telah meninggal, ia memperoleh Lifetime Achievement Award dalam Liputan 6 Awards 2010. Penghargaan ini diserahkan langsung kepada Sinta Nuriyah, istri Gus Dur.

Penghormatan Terakhir

Gus Dur meninggal dunia pada 30 Desember 2009 di Jakarta. Kepergiannya meninggalkan duka mendalam bagi bangsa Indonesia. Ribuan orang dari berbagai latar belakang agama dan budaya menghadiri pemakamannya di Jombang sebagai bentuk penghormatan terakhir kepada sang tokoh besar. Warisan Gus Dur tetap hidup hingga hari ini. Nama dan gagasannya terus dikenang dalam berbagai forum nasional maupun internasional. Ia adalah simbol keberanian untuk membela kebenaran dan keadilan, bahkan ketika harus menghadapi risiko besar.

Kesimpulan

Gus Dur adalah simbol pemimpin keagamaan yang mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan, toleransi, dan pluralisme. Ia meyakini bahwa agama adalah sumber kasih dan keadilan, bukan alat untuk menindas. Warisan nilai-nilainya tetap relevan untuk Indonesia, sebuah bangsa yang beragam, dan menginspirasi kita semua untuk hidup dalam harmoni.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun