Humor sebagai Kekuatannya
Humor menjadi ciri khas Gus Dur dalam berkomunikasi. Ia sering menggunakan humor untuk meredakan ketegangan dan menyampaikan pesan-pesan kritis. Salah satu kutipan terkenalnya adalah, "Gitu aja kok repot!" yang mencerminkan gaya santainya dalam menghadapi persoalan. Humornya tidak hanya menghibur, tetapi juga menyampaikan kritik sosial dan politik secara halus, membuatnya diterima oleh berbagai kalangan.
Seorang Penggemar Buku Berat
Gus Dur dikenal sebagai seorang kutu buku. Dalam sehari, ia bisa membaca hingga 300 halaman. Bahkan, saat berada di Mesir dan Irak, ia sering menghabiskan waktu di perpustakaan. Koleksi buku pribadinya mencakup berbagai topik, mulai dari agama, politik, hingga sastra dunia. Ia pernah menyebut karya-karya Leo Tolstoy dan Dostoevsky sebagai favoritnya.
Mahir Banyak Bahasa
Gus Dur menguasai banyak bahasa asing, termasuk bahasa Arab, Inggris, Jerman, Prancis, dan Belanda. Kemampuan bahasa ini membuatnya mampu menyerap ilmu dan budaya dari berbagai negara, sekaligus mempermudah komunikasi di forum internasional.
Penyuka Musik dan Film
Meskipun seorang ulama, Gus Dur memiliki ketertarikan pada seni populer, seperti musik dan film. Ia adalah penggemar berat Frank Sinatra dan The Beatles. Gus Dur juga menyukai film India, terutama yang dibintangi oleh aktor legendaris Raj Kapoor. Film favoritnya adalah Awaara (1951).
Tidak Lulus Kuliah, tetapi Mendapat Banyak Gelar Kehormatan
Meskipun pernah menempuh pendidikan di Universitas Al-Azhar (Mesir) dan Universitas Baghdad (Irak), Gus Dur tidak sempat menyelesaikan kuliahnya karena berbagai alasan, termasuk kendala administratif. Namun, berkat kontribusinya yang luar biasa, ia menerima 27 gelar doktor kehormatan (honoris causa) dari berbagai universitas di seluruh dunia.
Pencetus Istilah "Pribumisasi Islam"