Mohon tunggu...
Murni Prawitri
Murni Prawitri Mohon Tunggu... Guru - Calon Guru Penggerak Angkatan 6 Kabupaten Sukabumi

Seorang Guru Matematika di SMP Negeri 3 Cicurug Kab. Sukabumi.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Koneksi Antar Materi Modul 2.3

15 Desember 2022   16:42 Diperbarui: 15 Desember 2022   16:48 1207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pembelajaran modul 2.3 yaitu tentang Coaching untuk Supervisi Akademik. Coaching merupakan sebuah proses kolaborasi yang berfokus pada solusi, berorientasi pada hasil dan sistematis, dimana coach memfasilitasi peningkatan atas performa kerja, pengalaman hidup, pembelajaran diri, dan pertumbuhan pribadi dari coachee. 

Paradigma berpikir coaching yaitu berfokus pada coachee yang akan dikembangkan, bersikap terbuka dan ingin tahu, memiliki kesadaran diri yang  kuat, dan mampu melihat peluang baru serta masa depan. 

Prinsip coaching yaitu kemitraan, proses kreatif, dan memaksimalkan potensi. Kemitraan artinya dalam proses coaching posisi coach terhadap coachee adalah mitra yang berarti tidak ada yang lebih tinggi maupun lebih rendah. Proses kreatif pada coaching dilakukan melalui percakapan dua arah yang memicu proses berpikir coachee, memetakan dan menggali situasi coachee untuk menghasilkan ide-ide baru. Memaksimalkan potensi berarti pada percakapan coaching perlu diakhiri dengan suatu rencana tindak lanjut yang diputuskan oleh rekan yang dikembangkan (coachee).

Kompetensi inti coaching yaitu kehadiran penuh (presence) merupakan kemampuan untuk bisa hadir utuh bagi coachee, sehingga badan, pikiran, dan hati selaras saat melakukan percakapan coaching. Mendengarkan aktif maksudnya yaitu seorang coach yang baik akan mendengarkan lebih banyak dan sedikit untuk berbicara, fokus dan pusat komunikasi adalah coachee sebagai mitra bicara. Mengajukan pertanyaan berbobot artinya pertanyaan yang diajukan dapat menggugah orang untuk berpikir, menstimulasi pemikiran coachee, memunculkan hal-hal baru, dan mengungkapkan emosi. 

Percakapan berbasis coaching dengan alur TIRTA yaitu Tujuan dimana coach perlu mengetahui apa tujuan yang hendak dicapai oleh coachee pada suatu sesi coaching. Identifikasi merupakan proses menggali semua hal yang terjadi pada diri coachee. Rencana Aksi dimana coach membantu coachee dalam memilah dan memilih hasil pemikiran selama sesi coaching yang nantinya akan dijadikan sebuah rancangan aksi. Tanggung Jawab merupakan komitmen coachee dalam membuat sebuah rencana aksi dan menjalankannya.

Paradigma berpikir coaching pada kegiatan supervisi akademik  merupakan kegiatan berkelanjutan untuk meningkatkan kompetensi guru sebagai pemimpin pembelajaran dalam mencapai tujuan pembelajaran yang berpihak kepada siswa. Bebebrapa prinsip paradigma berpikir coaching pada kegiatan supervisi akademik diantaranya yaitu kemitraan pada proses antara supervisor dan guru, konstruktif yang bertujuan mengembangkan kompetensi individu, terencana, reflektif, objektif yang berarti data atau informasi diambil berdasarkan sasaran yang sudah disepakati, berkesinambungan, dan komprehensif yang mencakup tujuan dari proses supervisi akademik. Siklus yang terjadi pada kegiatan supervisi pada umumnya terdiri dari tahapan pra-observasi, tahapan observasi, dan pasca-observasi.

Selama mempelajari materi pada modul 2.3, saya sangat antusias karena keterampilan coaching sangat penting untuk bekal saya sebagai seorang pendidik dan juga orang tua di rumah. 

Saya tertantang untuk lebih banyak melakukan praktik coaching bersama rekan sejawat, para siswa, maupun anak-anak di rumah. Semakin banyak melakukan praktik coaching maka akan semakin terasah kemampuan kita sebagai coach untuk hadir penuh (presence), mendengarkan aktif, dan mengajukan pertanyaan berbobot. 

Pada proses pembelajaran ini, saya merasa sudah mendapatkan pemahaman tentang konsep coaching yang langsung dipraktikkan sehingga tidak hanya sekedar teori tapi menjadi pemahaman yang bermakna bagi saya. Walaupun demikian, tetap saja ada hal yang perlu diperbaiki pada diri saya terutama yang berkaitan dengan kompetensu coaching untuk mengajukan pertanyaan berbobot kepada coachee. Keterampilan coaching sangat menambah dan mengoptimalkan kekuatan diri saya sebagai seorang pendidik dan juga orang tua yang dapat menjadi seorang coach bagi lingkungan sekitar. Dimana seorang pendidik harus mampu menjalankan peran sebagai among dengan filosofinya yaitu Ing Ngarso Sung Tulodo-Ing Madya Mangun Karso-Tut Wuri Handayani. Menjadi semangat yang menguatkan keterampilan komunikasi guru dan siswa menggunakan pendekatan coaching. Selain itu, juga menjadi kekuatan dalam pendekatan proses coaching dengan memberdayakan semua kekuatan diri pada siswa.

Bagaimana penerapan coaching pada  supervisi akademik? Nah melalui supervisi akademik, kegiatan pemberdayaan dan pengembangan kompetensi diri dalam rangka peningkatan performa mengajar dan mencapai tujuan pembelajaran, coaching dibutuhkan sebagai peningkatan kesadaran diri, motivasi, dan juga komitmen dari seorang guru sehingga kualitas pembelajaran yang diselenggarakan oleh guru tersebut akan menjadi lebih baik, lebih berpihak kepada siswa. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun