Kekuatan Sosio-Kultural (Budaya)
Jawa Barat memilik filosofi belajar yang disebut Pancaniti terdiri dari Niti Harti artinya anak mulai belajar memahami dan mengenali lingkungan. Niti Surti artinya anak belajar agar mampu menangkap makna dari lingkungan. Niti Bukti artinya anak belajar untuk membuktikan apa yang dipelajari dari lingkungannya merupakan suatu kebenaran. Niti Bakti artinya anak belajar untuk mengamalkan apa yang sudah diketahui, dipahami, dan dibuktikan kepada lingkungan. Niti Sajati yaitu ilmu yang dipelajari, dibuktikan, dan diamalkan harus mampu mempertemukan anak dengan Tuhan-Nya.
Tujuan dari pendidikan dan pengajaran yaitu agar anak dapat menguasai dirinya dan memiliki budi pekerti luhur. Budi artinya pikiran, perasaan, dan kehendak atau kemauan sedangkan pekerti artinya tenaga. Perpaduan yang harmonis antara pikiran, perasaan, kehendak (kemauan), dan tenaga dapat menghasilkan keseimbangan hidup demi tercapainyakeselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya.
Setelah mempelajari Modul 1.1 saya melakukan refleksi terhadap peran saya sebagai seorang guru. Selama ini saya menganggap bahwa karakter murid itu harus diciptakan oleh keluarga, pendidik, maupun lingkungannya. Saya mengibaratkan murid sebagai kertas kosong yang harus ditulisi dengan hal-hal yang baik. Saat pembelajaran di kelas, murid-murid saya cenderung kurang aktif dan memiliki motivasi yang rendah untuk belajar.Â
Selama ini saya sering merasa khawatir jika masih banyak materi pelajaran yang belum disampaikan kepada murid dalam satu semester. Â Saya masih belum maksimal dalam memberikan kesempatan kepada murid untuk mengemukakan hasil pemikirannya di depan kelas dengan alasan keterbatasan alokasi waktu. Saya beranggapan bahwa menerapkan berbagai metode pembelajaran yang berpusat kepada murid itu hanya akan mengabiskan alokasi waktu untuk kegiatan belajar mengajar.Â
Saya lebih sering menggunakan metode ceramah untuk menjelaskan rumus-rumus pada materi yang dipelajari, memberikan contoh soal dan cara penyelesaiannya, lalu memberikan latihan soal untuk dikerjakan murid. Jarang memberikan kesempatan kepada murid untuk menemukan sendiri rumus-rumusnya. Saya selalu menyampaikan materi pelajaran secara langsung, tanpa mengkondisikan fokus belajar murid terlebih dahulu. Saya selaku guru di awal semester selalu membuat peraturan belajar di kelas dan murid hanya diminta untuk memberikan persetujuannya saja, tanpa melibatkan para siswa untuk memberikan masukan terhadap peraturan belajar yang dibuat.
Kini sebagai seorang guru saya mengalami perubahan pemikiran yaitu saya dapat memahami murid bukan sebagai kertas kosong, tetapi sudah terisi penuh dengan tulisan yang masih samar. Peran keluarga, pendidik, maupun lingkungan yaitu menuntun murid menebalkan segala tulisan samar yang berisi hal baik, dan membiarkan samar untuk hal-hal jahat. Seperti itulah perumpamaan karakter murid. Saya bersemangat untuk melaksanakan pembelajaran yang berpusat kepada murid yang disesuaikan dengan kodrat alam dan kodrat zamannya. Saya akan memberikan kebebasan kepada peserta didik dalam menyelesaikan tugas sesuai dengan minat, bakat, dan kreatifitasnya masing-masing. Saya akan berusaha menyelenggarakan pembelajaran matematika yang menyenangkan bagi murid sehingga dapat membangkitkan motivasi belajarnya. Selain itu, saya akan berusaha melibatkan murid secara utuh dalam setiap rangkaian kegiatan belajar mengajar agar lebih bermakna bagi murid.
Saya memiliki beberapa ide untuk segera diterapkan agar pembelajaran murid di kelas lebih baik dan mencerminkan dasar pemikiran Ki Hajar Dewantara. Saya harus selalu menyadari bahwa murid itu perlu dituntun bukan dituntut oleh guru dalam belajar. Saya harus merancang pembelajaran yang berpusat kepada murid dengan menerapkan beberapa model dan metode pembelajaran seperti Problem Based Learning (PBL), Project Based Learning (PjBL), Cooperative Learning berbagai tipe. Saya harus mengoptimalkan pemberian kesempatan kepada murid dalam mengemukakan hasil pemikirannya di depan kelas dengan cara mempresentasikan langsung atau membuat video penjelasan yang dikirim ke WA Grup khusus Matematika.Â
Saya harus memulai pembelajaran dengan mengkondisikan fokus belajar murid terlebih dahulu melalui ice breaking di depan kelas sehingga perhatian murid akan tercurah selama pembelajaran. Saya akan membuat variasi pemberian latihan soal atau kuis melalui Quizizz, Wordwall, atau aplikasi lainnya agar murid merasa senang dan termotivasi untuk lebih semangat belajar. Saya selaku guru harus melibatkan penuh partisipasi murid dalam menyusun aturan belajar Matematika dengan meminta masukan dan kesepakatannya agar murid melaksanakan aturan tersebut dengan penuh kesadaran. Satu hal yang tidak boleh dilupakan yaitu harus konsisten melakukan refleksi belajar bersama siswa di akhir kegiatan belajar mengajar agar kita mengetahui perasaan murid selama belajar dan guru mendapat masukan tentang pembelajaran yang telah dilaksanakan.
Demikian kesimpulan dan refleksi mengenai Filosofi Pendidikan Nasional Ki Hajar Dewantara yang telah saya tulis. Semoga bisa memberikan manfaat khususnya bagi saya sendiri maupun bagi yang telah berkenan membacanya.
Salam dan Bahagia.