Membaca adalah sebuah kegiatan di mana kita tidak perlu mengeluarkan banyak tenaga atau merogoh saku dalam-dalam. Cukup luangkan waktu seperlunya, maka kenallah kita pada dunia. Membaca adalah jawaban terbaik atas setiap pertanyaan. Sebanyak apapun jua pertanyaan yang membutuhkan jawaban, cukup dengan membaca dan akan kita temukan jawabannya di sana. Membaca dapat menghilangkan kejenuhan. Membaca mampu menyelimuti kegelisahan. Membaca juga menjadi teman setia saat dalam kesendirian.
Begitukah makna dan manfaat membaca? Iya, itu hanya setitik kecil saja. Masih banyak makna dan manfaat membaca lainnya. Kegiatan satu ini memang selalu menawarkan hal positif selagi apa yang dibaca juga positif. Akan tetapi sangat disayangkan, budaya membaca di kalangan rakyat Indonesia masih kalah jauh dibanding negara-negara lainnya. Berdasarkan studi Most Littered Nation In the World 2016, minat baca di Indonesia menduduki peringkat 60 dari 61 negara. Hal tersebut diungkapkan oleh Subekti Makdriani, Pustakawan Utama Perpus RI saat menjadi pembicara Safari Gerakan Nasional Gemar Membaca di Provinsi dan Kabupaten/Kota tahun 2017.
Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya dan Perpustakaan RI, Dra. H. Roro Titi Hardayani., MA mengatakan, diketahui Indonesia telah berhasil menurunkan angka Tuna Aksara, namun angka itu belum menjadikan Indonesia memiliki angka indeks literasi tinggi. Beberapa survei lembaga asing maupun lembaga nasional menunjukan literasi membaca Negara Indonesia masih rendah. Rendahnya tingkat budaya membaca Indonesia menjadi sebuah permasalahan yang cukup penting untuk negeri kita tercinta.
Sebagai contoh, ketika kita ditanya lebih suka membaca novel atau menonton filmnya? Lebih sering membaca berita di koran atau menonton berita di televisi? Kebanyakan akan menjawab lebih suka menonton dibanding membaca. Apakah ini salah? Tidak juga. Sebab menonton juga memberikan sebuah ilmu, sama halnya dengan membaca. Akan tetapi dengan membaca, akan membuka wawasan kita lebih luas dan membawa kita lebih menyelami ilmu hingga ke dasarnya.
Berdasarkan kondisi di atas, maka Forum Lingkar Palembang (FLP) Palembang berusaha menciptakan sebuah kegiatan untuk membantu meningkatkan budaya membaca rakyat Indonesia, terutama masyarakat Palembang. Kegiatan tersebut diberi nama Reading On The Street (ROTS). Di mana para anggota FLP Palembang mengumpulkan buku-buku bacaan dan menggelarnya di sebuah tempat yang cukup ramai dikunjungi masyarakat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H