Wisata merupakan salah satu kegiatan mengasyikkan yang disukai semua orang. Selain mencari hiburan, tujuan wisata juga bisa untuk mempererat rasa kebersamaan. Seiring perkembangan zaman dan teknologi saat ini, jenis dan kualitas wisata yang ditawarkan juga makin beragam. Wisata dapat menjadi salah satu faktor yang dapat menarik orang luar untuk berkunjung ke tempat kita. Maka secara tak langsung, dengan adanya suatu tempat wisata dapat menciptakan lapangan kerja, mampu meningkatkan pendapatan sekaligus memberikan kesejahteraan.
Perkembangan wisata saat ini terlihat makin pesat. Selain dari ide-ide kreatif masyarakat dan rasa peduli yang tinggi, lahirnya sebuah destinasi wisata baru juga didukung oleh pemerintah setempat. Sebagai contoh, beberapa waktu yang lalu pemerintah Kota Palembang telah meresmikan sebuah destinasi wisata baru yang disebut wisata religi di Kampung Arab Al Munawar (tulisan saya tentang ini sudah saya posting sebelumnya). Ya, wisata religi merupakan konsep wisata baru yang ada di Palembang. Selain menawarkan wisata yang dapat menghibur dan memberikan pengetahuan baru, wisata religi juga bertujuan untuk meningkatkan kecintaan kita terhadap islam.
Tulisan saya kali ini juga membahas mengenai wisata religi lainnya yang ada di Palembang, yaitu Wisata Religi Al Qur'an Al Akbar yang terletak di Jalan M. Amin Fauzi, Soak Bujang (Pondok Pesantren IGM Al Ihsaniyah), Kecamatan Gandus, di kediaman Bapak H. Kgs Syofwatillah Mohzaib sebagai salah satu penggagas.
Terdapat 30 juz ayat suci Al-Quran yang berhasil dipahat/diukir khas Palembang dalam lembar kayu dan menghabiskan kurang lebih 40 meter kubik kayu tembesu dengan biaya tidak kurang 2 miliar Rupiah, di mana masing-masing lembar ukuran halamannya 177x140x2,5 cm dan tebal keseluruhannya termasuk sampul mencapai 9 meter.
Al-Quran yang terdiri dari 630 halaman ini juga dilengkapi dengan tajwid serta doa khataman bagi pemula. Setiap lembar terpahat ayat suci Al-Quran pada warna dasar kayu coklat dengan huruf arab timbul warna kuning dengan ukiran motif kembang di bagian tepi ornamen khas Palembang yang sangat indah dipandang dan enak dibaca. Proses pembuatannya sendiri memakan waktu relatif lama, sekitar tujuh tahunan.
Al Quran terbesar dan pertama di dunia dalam bentuk Al Quran 30 juz yang dibuat pada media dari kayu jenis tembesu ini, sebelum resmi dipublikasikan, sengaja di pajang seluruh ayat-ayat suci di dalam ruang pamer Masjid Agung Palembang selama tiga tahun untuk mendapat koreksi dari seluruh umat.
Al Qur’an Al Akbar/raksasa dengan ukiran khas Palembang ini dibuat oleh Kiagus Syofwatillah Mohzaib pada tanggal 10 Ramadhan 1422 H/2002 Masehi karena beliau baru saja merampungkan pemasangan kaligrafi pintu dan ornamen Masjid Agung Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang. Dari sana terpikir untuk membuat Mushaf Al-Qur’an dengan ornamen dan ukiran khas Palembang. Di suatu malam saat Ramadhan, tergambar dalam pikiran beliau untuk membuat sebuah Al-Qur’an raksasa yang terbuat dari kayu dan menjadi mushaf yang terbesar di dunia.
Tepat pada 1 Muharam 1423 (15 Maret 2002) satu lembar ukiran yang telah dibuat yaitu Surah Al-Fatihah dan dipamerkan pada acara peringatan Tahun Baru Islam. Ukiran Al Qur’an ini baru selesai pada akhir tahun 2008. Kamis 14 Mei 2009 ukiran Al Qur’an ini diluncurkan di Masjid Agung Palembang.
Pada akhir tahun 2011, Al-Quran ini dinilai layak untuk dipublikasikan. Kemudian pada tanggal 30 Januari 2012, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bersama seluruh Delegasi Konferensi Parlemen Organisasi Konferensi Islam (OKI) meresmikan penggunaan Al-Quran yang disebut sebagai Al-Quran terbesar yang dicetak di atas lembaran kayu tembesu.
Datang ke tempat wisata religi Al Qur'an Al Akbar ini, membuat saya terkagum sendiri saat memandangi dan meraba setiap ukiran dari tangan pemahat yang begitu rapi dan indah. Saya percaya, pembuatan ukiran ayat-ayat suci ini dilakukan dengan sepenuh hati dan atas ridho Allah SWT, sehingga dapat menghasilkan karya luar biasa. Allahuakbar!