Mohon tunggu...
Murni Oktarina
Murni Oktarina Mohon Tunggu... Auditor - Inspektorat Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir

Lahir dan menetap di Palembang. Penulis Novel Merindumu, Novel Goodbye My Days, dan Buku Kumpulan Cerpen Penantian di Bawah Sakura

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Hamas Syahid dan Umi Yulyani, Ibu dan Anak Inspiratif

25 Desember 2016   23:49 Diperbarui: 26 Desember 2016   04:37 707
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Bagi kalian yang pernah menonton Film “Ketika Mas Gagah Pergi”, pasti masih ingat dengan pemeran utama di film tersebut. Hamas Syahid Izzudin yang berperan sebagai Mas Gagah, merupakan aktor baru di dunia entertainment. Melalui film tersebut, Hamas mulai dikenal dan sekarang sudah banyak memiliki penggemar, terutama kaum hawa.

Bagaimana tidak, dengan wajah tampan, penampilan menarik, akting yang memukau, ditambah lagi kepribadian yang soleh, membawa Hamas menjadi idola baru di Indonesia bahkan sampai ke negeri tetangga.

Umi Yulyani, ibunda dari Hamas Syahid Izzudin, merupakan sosok wanita hebat yang dengan cinta dan kasih sayangnya mampu membawa keempat anaknya menjadi insan berkepribadian islami. Umi Yulyani senantiasa berdakwah di tengah kesibukannya sebagai ibu rumah tangga, politikus, dan pengusaha.

Kebetulan, FSLDK Sumatera Selatan bersama sponsor mengadakan seminar dan talkshow inspiratif yang mengundang Hamas Syahid Izzudin beserta ibunda, Umi Yulyani. Kegiatan yang bertema “Kasih Bunda di Setiap Jejak Perjalananku” dilaksanakan di Gedung DPRD Sumatera Selatan pada tanggal 25 Desember 2016.

Pada kesempatan itu, Hamas dan ibunda berbagi cerita dan pengalaman yang bermanfaat untuk para peserta yang hadir. Bonusnya, peserta dapat melihat langsung ‘Mas Gagah’ dan ibundanya, yang sebelumnya hanya bisa dilihat dari layar lebar, layar kaca, media sosial, atau media cetak. :D

Dalam tulisan kali ini, saya akan membagikan beberapa informasi mengenai Hamas dan Umi Yulyani yang saya dapatkan saat mengikuti seminar dan talkshow inspiratif tersebut.

1. HAMAS SYAHID IZZUDIN

Lahir di Bengkulu pada tanggal 11 Maret 1992. Hamas merupakan anak pertama dari empat bersaudara. Selain berkarir di dunia akting, Hamas memiliki usaha di bidang kuliner dan garmen.

Saat Hamas diberi pertanyaan, lebih memilih menjadi aktor atau pengusaha, ia mengatakan lebih memilih sebagai pengusaha. Menurutnya, menjadi pengusaha lebih enak dan mengasyikkan. Akan tetapi untuk saat ini, ia masih ingin terjun di dunia entertainment. Tujuannya tak lain adalah untuk berdakwah.

Pria yang baru berusia 24 tahun ini, bercerita kepada para peserta seminar bahwa idenya untuk berdakwah lewat film karena beberapa waktu sebelumnya, Hamas mendapat berita tentang kasus bunuh diri yang dilakukan oleh seorang remaja karena baru saja putus dengan sang pacar. Berita tersebut menjelaskan bahwa remaja tersebut melakukan aksi bunuh diri karena mengikuti adegan sebuah film yang pernah ditontonnya. Oleh sebab itu, Hamas mengatakan bahwa begitu besarnya pengaruh sebuah film bagi para penontonnya. Dan keinginannya untuk berdakwah lewat film adalah wujud pedulinya bagi bangsa dan agama.

Saat proses syuting Film “Ketika Mas Gagah Pergi”, Hamas menceritakan bahwa ia tidak kesulitan memerankan ‘Mas Gagah’ saat telah berhijrah, karena memang karakternya tidak jauh berbeda dengan karakternya di kehidupan sehari-hari. Hanya saja, ketika memerankan ‘Mas Gagah’ yang belum berhijrah, Hamas sedikit kesulitan terutama di adegan saat ia harus dikerubuti para fans, cewek-cewek yang mengidolakannya. Hamas sempat kabur saat syuting itu berlangsung, sehingga sutradara sempat menegurnya. Cerita ini membuat saya dan para peserta tertawa. Ada-ada saja kelakuan ‘Mas Gagah’ ini di balik layar.

Hamas, yang pernah berakting juga di film Tausiyah Cinta, memang salah satu aktor yang berbeda dengan para aktor lainnya. Dengan memegang prinsip, ia terus menjalani kehidupannya. Bahkan dalam menerima tawaran bermain film pun, prinsip tetap dipegang erat. Hamas mengatakan ia mau menerima semua jenis film atau sinetron asalkan di film atau sinetron tersebut tidak ada rambut yang dicat, tidak ada tato atau tindik, tidak ada narkoba atau rokok, tidak ada adegan bersentuhan dengan bukan mahram.

Hamas selalu mengingat pesan ibunda tercinta bagaimana memegang prinsip saat bergaul dan beraktivitas. Saat ada umi di lokasi syuting, Hamas akan lebih bersemangat. Bagi Hamas, Umi Yulyani adalah segalanya, tempat dirinya berbagi cerita dan orang yang selalu mendukungnya. Umi selalu memberikan pengajaran terbaik buat Hamas dan ketiga adiknya. Termasuk menanamkan kecintaan terhadap Al-Qur’an sejak mereka masih balita.

Di usia tiga tahun, Hamas sudah menghafal Juz Amma. Dan saat ini Hamas masih berjuang menghafal Al-Qur’an 30 juz. Ia ingin memberikan hadiah terindah untuk ibundanya, yakni menjadi Hafidz Al-Qur’an. Semoga tercapai ya, ‘Mas Gagah’. Aamiin.... ^_^

2.UMI YULYANI

“Saya bukan perempuan yang hebat, bukan juga ibu yang hebat. Tapi saya adalah perempuan dan ibu yang bertanggung jawab.”

Begitulah kutipan kata dari Umi Yulyani yang menggugah. Ibunda dari Hamas Syahid Izzudin ini mengatakan bahwa hebat atau tidak merupakan ukuran pengakuan duniawi, sedangkan bertanggung jawab ukuran akhirat (surga atau neraka).

Maka dari itu, membesarkan keempat buah hatinya itu semata-mata karena rasa tanggung jawabnya untuk menjadikan putra-putrinya sebagai pejuang-pejuang agama Allah. Anak yang dapat menjadi pejuang-pejuang agama Allah merupakan kebahagiaan bagi dirinya.

Lalu bagaimana cara Ummu Hamas-nama panggilan lain dari Umi Yulyani, mempersiapkan anak-anaknya untuk menjadi generasi islami?

Perempuan yang lahir di Bengkulu pada tanggal 06 Juli 1968 ini, mendidik anak-anaknya dari kecil untuk menghafal Juz Amma, memperkenalkan pejuang-pejuang islam melalui gambar, dan tak lupa mengajarkan matematika. Umi Yulyani berusaha tidak memasukkan anak-anaknya ke taman kanak-kanak, sebaliknya beliau sendiri yang mendidik anaknya di rumah.

Umi Yulyani juga memperhatikan asupan gizi untuk keluarganya. Segala jenis buah, ia berikan untuk anak-anaknya, kecuali buah durian. Selain itu, Umi Yulyani tidak membeli makanan dari luar, ia selalu memasak makanan sendiri untuk keluarganya.

Saat ini kita melihat Umi Yulyani sebagai sosok yang sukses, seorang ibu yang telah berhasil mencetak generasi yang membanggakan. Di balik semua kesuksesan tersebut banyak hal sulit yang harus dilalui Umi Yulyani sebelumnya.

Siapa sangka, Umi Yulyani yang dikenal sebagai perempuan inspiratif, Srikandi dari Jawa Timur, Aktivis Dakwah, Anggota Dewan Terbaik, dan masih banyak lagi prestasi yang berhasil diraihnya itu, dulunya adalah sosok anak yang gagap dan sering di-bully oleh teman sekolahnya. Dan Allah membantu Umi Yulyani lewat sebuah buku.

Usai membaca buku itu, beliau termotivasi untuk menjadi seorang pembicara terkenal yang dihadiri ribuan orang. Mulai saat itu, Umi menjadi anak yang aktif, menjadi pelajar teladan, ketua OSIS, pandai menari, main gitar, menjadi pemain teater, menjadi mayoret terbaik, dan lain sebagainya. Satu lagi, Umi terbiasa menuliskan impiannya, sehingga dengan begitu dapat diketahui apa saja hal yang akan dicapai dan dapat membuat langkah-langkah untuk mewujudkannya.

Begitulah sedikit informasi yang dapat saya bagikan. Semoga kita dapat memetik pelajaran dari cerita dan pengalaman Hamas Syahid Izzudin dan Umi Yulyani, sosok ibu dan anak yang menegakkan ajaran-ajaran agama islam dalam perjalanan hidup mereka. Aamiin.... :)


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun