Hamas, yang pernah berakting juga di film Tausiyah Cinta, memang salah satu aktor yang berbeda dengan para aktor lainnya. Dengan memegang prinsip, ia terus menjalani kehidupannya. Bahkan dalam menerima tawaran bermain film pun, prinsip tetap dipegang erat. Hamas mengatakan ia mau menerima semua jenis film atau sinetron asalkan di film atau sinetron tersebut tidak ada rambut yang dicat, tidak ada tato atau tindik, tidak ada narkoba atau rokok, tidak ada adegan bersentuhan dengan bukan mahram.
Hamas selalu mengingat pesan ibunda tercinta bagaimana memegang prinsip saat bergaul dan beraktivitas. Saat ada umi di lokasi syuting, Hamas akan lebih bersemangat. Bagi Hamas, Umi Yulyani adalah segalanya, tempat dirinya berbagi cerita dan orang yang selalu mendukungnya. Umi selalu memberikan pengajaran terbaik buat Hamas dan ketiga adiknya. Termasuk menanamkan kecintaan terhadap Al-Qur’an sejak mereka masih balita.
Di usia tiga tahun, Hamas sudah menghafal Juz Amma. Dan saat ini Hamas masih berjuang menghafal Al-Qur’an 30 juz. Ia ingin memberikan hadiah terindah untuk ibundanya, yakni menjadi Hafidz Al-Qur’an. Semoga tercapai ya, ‘Mas Gagah’. Aamiin.... ^_^
2.UMI YULYANI
“Saya bukan perempuan yang hebat, bukan juga ibu yang hebat. Tapi saya adalah perempuan dan ibu yang bertanggung jawab.”
Begitulah kutipan kata dari Umi Yulyani yang menggugah. Ibunda dari Hamas Syahid Izzudin ini mengatakan bahwa hebat atau tidak merupakan ukuran pengakuan duniawi, sedangkan bertanggung jawab ukuran akhirat (surga atau neraka).
Maka dari itu, membesarkan keempat buah hatinya itu semata-mata karena rasa tanggung jawabnya untuk menjadikan putra-putrinya sebagai pejuang-pejuang agama Allah. Anak yang dapat menjadi pejuang-pejuang agama Allah merupakan kebahagiaan bagi dirinya.
Lalu bagaimana cara Ummu Hamas-nama panggilan lain dari Umi Yulyani, mempersiapkan anak-anaknya untuk menjadi generasi islami?
Perempuan yang lahir di Bengkulu pada tanggal 06 Juli 1968 ini, mendidik anak-anaknya dari kecil untuk menghafal Juz Amma, memperkenalkan pejuang-pejuang islam melalui gambar, dan tak lupa mengajarkan matematika. Umi Yulyani berusaha tidak memasukkan anak-anaknya ke taman kanak-kanak, sebaliknya beliau sendiri yang mendidik anaknya di rumah.
Umi Yulyani juga memperhatikan asupan gizi untuk keluarganya. Segala jenis buah, ia berikan untuk anak-anaknya, kecuali buah durian. Selain itu, Umi Yulyani tidak membeli makanan dari luar, ia selalu memasak makanan sendiri untuk keluarganya.
Saat ini kita melihat Umi Yulyani sebagai sosok yang sukses, seorang ibu yang telah berhasil mencetak generasi yang membanggakan. Di balik semua kesuksesan tersebut banyak hal sulit yang harus dilalui Umi Yulyani sebelumnya.