Mohon tunggu...
Murni
Murni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pendidikan Fisika

UIN Walisongo Semarang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Optimalisasi Peran PJ (Parent Job) dalam Pembentukan Keterampilan Anak

11 September 2021   14:32 Diperbarui: 11 September 2021   14:36 259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Orang tua merupakan proses yang sangat penting dalam pembentukan keterampilan anak agar menjadi lebih baik dan dapat bermanfaat bagi diri sendiri, orang lain seperti keluarga, masyarakat, instansi, nusa dan bangsa. 

Saat ini anak-anak yang berusia lebih dari 3 bulan dibiarkan oleh orang tuanya untuk diasuh oleh baby sister. Hal ini menjadikan anak-anak menjadi lebih jauh dari orang tua dan seiring berjalannya waktu anak akan lebih dekat kepada baby sister. 

Alasan orang tua yang paling umum adalah bekerja full time dari jam 07.00 hingga sore jam 16.00. Anak dapat bersama orang tuanya ketika waktu malam dan waktu ini tidak membuat lama saat bermain dan hanya berlangsung beberapa jam saja, kemudian melanjutkan istirahat untuk bangun di pagi hari yang sehat dan melanjutkan aktivitas.

Pendidikan yang paling dasar dimulai dari orang tua di lingkungan keluarga, karena keluarga sangat dekat dengan anak-anak. Namun, jika anak-anak tidak belajar dari orang tua mereka tidak akan memperoleh keterampilan dan cenderung tidak memiliki keterampilan ketika mereka sekolah. 

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Lestari, (2012) bahwa pola asuh orang tua dapat membuat anak menjadi lebih kreatif dalam pertumbuhan.

Pendidikan yang diajarkan oleh orang tua, secara tepat akan membuat anak meniru apa yang telah diajarkan. Dari penelitian yang dilakukan oleh Fitria, (2016) bahwa sifat anak tidak ada yang turun-temurun, melainkan tergantung apa yang diajarkan kepada mereka, apabila orang tua mengajarkan kebaikan maka akan tumbuh menjadi anak yang baik dan hal ini berlaku kebalikannya. 

Orang tua seharusnya dalam keadaan sibuk tetap menjaga dan mendidik anaknya dengan baik. Hal ini tidak boleh terpengaruh dari pekerjaan. Meskipun pekerjaan adalah hal yang penting dalam kehidupan, tetapi mendidik anak agar memiliki keterampilan menjadi lebih penting.

Hubungan antara keluarga dan anak harus diutamakan karena anak akan melakukan apa yang mereka lihat tanpa berpikir apapun. Ketika anak beranjak dewasa mereka sudah dapat membedakan yang baik dan buruk bagi diri mereka, namun ketika masih kecil hal ini belum terpikirkan. 

Orang tua perlu menanamkan adat istiadat dalam keluarga agar mengetahui adat yang ada di lingkungan dan akan membuat mereka menjadi lebih mengetahui tentang sosial. 

Orang tua pasti memiliki harapan yang baik bagi anaknya, namun hal ini tidak akan terjadi apabila orang tua diam saja atau tidak melakukan perubahan menuju kebaikan.

Menurut penelitian dari Ruli, (2020) bahwa orang tua perlu menanamkan keimanan terhadap jiwa anak agar mereka dapat menyesuaikan kehidupan bersama dalam lingkungan masyarakat. 

Kehidupan masyarakat adalah hal yang harus dipahami karena semua akan bermasyarakat menjadi satu bergabung dalam masyarakat tertentu. Apabila merantau dalam luar kota, luar provinsi, bahkan negara harus dapat bersosialisasi dengan masyarakat. Oleh karena itu bersosialisasi dalam masyarakat menjadi pokok utama dalam kehidupan.

Penelitian yang dilakukan oleh Irma et al., (2019) ketika menerapkan pendidikan terhadap anak setiap orang tua mempunyai cara masing-masing. Perbedaan ini tidak menjadi perdebatan dalam pendidikan anak, karena semua orang memiliki perbedaan dalam hal apapun. 

Orang tua harus mengajarkan anak mengutamakan pendidikan bahwa penting untuk dilakukan untuk memperoleh pengetahuan yang luas dan keterampilan yang memadai.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Aslan, (2019) bahwa pola asuh anak sesuai dengan tingkat perkembangannya. Orang tua menggunakan handphone sebagai pendidikan yang memadai, namun hal ini mempunyai sisi positif dan negatif tergantung bagaimana anak dan orang tua yang mengajarkan. Anak-anak zaman dahulu sekitar tahun 1980-an masih kaget mengenal teknologi yang sangat canggih. 

Tetapi berkebalikan dengan anak-anak zaman modern, saat anak-anak ditinggal kerja oleh orang tuanya mereka pasti mempunyai pegangan yang dinamakan dengan handphone, mereka mengakses youtube sebagai hiburan. Karena dalam platform youtube tersebut tertera berbagai macam video yang dapat disaksikan dimanapun berada.

Hal seperti ini tentu membawa dampak negatif yaitu anak menjadi ketergantungan tidak ingin lepas handphone dan ingin selalu memegang handphone. Bahkan sebagian anak-anak menangis ketika tidak diperbolehkan memegang handphone. 

Selain terdapat dampak negatif, youtube memberikan dampak positif bagi anak-anak yaitu mereka dapat memulai berbicara menirukan apa yang dilihat dalam video tersebut. Namun, apabila main handphone dilakukan sejak kecil akan malas belajar dan ingin menonton video yang disajikan dengan segala bentuk agar terlihat menarik. 

Orang tua harus mengawasi anaknya secara ketat, agar dapat menggunakan gadget dengan hal yang bermanfaat seperti belajar dari youtube serta dapat memanage waktu untuk mengatur pengguaan gadget. Apabila orang tua bekerja dan perlu baby sister maka harus diberikan pengetahuan agar mengasuh anak dengan baik.

Orang tua harus memiliki jiwa yang sabar dalam mendidik anak karena psikologis anak dapat berubah setiap waktu. Untuk memperoleh anak yang terampil dalam bidangnya dibutuhkan pendidikan yang sungguh-sungguh dimulai dari dini. Tidak ada pendidikan yang dimulai dari dewasa akan menghasilkan yang terbaik. 

Referensi

Aslan. (2019). Peran Pola Asuh Orangtua di Era Digital. Jurnal Studia Insania, 7(1), 20--34.

Fitria, N. (2016). Pola Asuh Orang Tua dalam Mendidik Anak Usia Prasekolah Ditinjau dari Aspek Budaya Lampung. Jurnal Fokus Konseling, 2(2), 99--115.

Irma, C. N., Nisa, K., & Sururiyah, S. K. (2019). Keterlibatan Orang Tua dalam Pendidikan Anak Usia Dini di TK Masyithoh 1 Purworejo. Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 3(1), 214--224. https://doi.org/10.31004/obsesi.v3i1.152

Lestari, B. (2012). Upaya Orang Tua Dalam Pengembangan Kreatifitas Anak. Jurnal Ekonomi Dan Pendidikan, 3(1), 17--24.

Ruli, E. (2020). Tugas dan Peran Orang Tua dalam Mendidk Anak. Jurnal Edukasi Nonformal, 27(4), 143--146.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun