Mohon tunggu...
Murniatii
Murniatii Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Penulis Senja

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Program Keluarga Harapan: Solusi Cerdas Mensejahterakan Masyarakat di Era Globalisasi

23 Februari 2019   18:04 Diperbarui: 23 Februari 2019   18:25 314
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Akbar sangat bersyukur dengan adanya program Pemerintah seperti PKH ini, karena dengan PKH dapat membantu anak-anak sepertinya yang mungkin sudah tidak memiliki impian atau cita-cita lagi karena telah dilenyapkan dengan keadaan ekonomi keluarganya. Akbar pun berjanji jika ia akan bersekolah dengan sungguh-sungguh, ia ingin menjadi seorang guru seperti apa yang selalu ia impikan sejak kecil.

Namun, dibalik program yang bagus tersebut, pastinya ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh pemerintah agar program tersebut bukan hanya bagus tapi juga menjadi yang terbaik dan memberikan manfaat yang lebih baik sesuai dengan tujuan serta target yang pemerintah miliki dalam program ini.

Program yang baik seharusnya ditunjang pula dengan pihak-pihak yang bertanggung jawab. Pemerintah sebaiknya harus lebih selektif dalam memilih atau menentukan seseorang yang akan menjadi pendamping PKH. Menurut saya, pendamping bukan hanya sebagai pelaksana program saja yang justru malah terjebak dalam sebuah rutinitasnya saja, tetapi juga harus memiliki semangat yang tinggi dalam hal mendorong perubahan perilaku dan kemandirian peserta PKH.

Atau jika diperlukan pemerintah seharusnya memberikan sanksi kepada para pendamping yang tidak bertanggung jawab akan amanah yang diterimanya, sanksi tersebut sebagai titik jera dan himbauan kepada pendamping yang lain untuk tetap bertanggung jawab. Karena sudah banyak kejadian, dibeberapa bantuan pemerintah justru tidak tepat sasaran, bantuan pemerintah tersebut tidak sampai kepada penerima yang berhak. Yang kaya mendapatkan dan semakin kaya, justru yang miskin tetap dengan kemiskinannya tanpa tersentuh akan manfaat dari bantuan tersebut.

Saya juga pernah menonton acara di salah satu televisi swasta Indonesia, bahwa setiap program Pemerintah itu pasti ada mafia didalamnya, mafia inilah yang terkadang menjadi penghalang akan suatu program itu berjalan sesuai tujuannya. Dari sini, Pemerintah diharapkan untuk tetap mengawasi pihak-pihak yang terlibat dalam program unggulan pemerintah ini.

Selain pihak-pihak yang bertanggung jawab, menurut saya program ini juga sebaiknya bukan hanya memberikan bantuan berupa uang saja kepada peserta PKH, tetapi juga memberikan pelatihan-pelatihan yang dapat menciptakan skill yang sangat diperlukan untuk mereka. Sebagai contoh, untuk ibu-ibu dapat diberikan pelatihan menjahit, membuat kue, memasak, dan pelatihan-pelatihan lainnya. Pelatihan ini juga bertujuan untuk menumbuhkan sikap kemandirian perserta PKH dalam hal mensejahterakan keluargamnya karena dikhawatirkan mereka akan terus-menerus mengandalkan 100% bantuan dana PKH saja yang pada akhirnya membuat mereka malas bahkan bergantung kepada dana itu.

Terakhir adalah masyarakatnya itu sendiri, masyakat yang baik adalah masyarakat yang mendukung semua program pemerintah, karena pada akhirnya yang merasakan manfaatnya adalah masyarakat. Di sini dibutuhkan kesadaran individu. Masyarakat mampu bahkan kaya, seharusnya ia menyadari hal itu untuk tidak menerima bantuan PKH ini, dan memberikannya kepada masyarakat yang benar-benar berhak menerimanya sesuai dengan persyaratan penerima PKH yang sudah saya sebutkan sebelumnya.

Karena pada kenyataannya, dalam program bantuan pemerintah sebelumnya, masih banyak orang kaya yang mengaku miskin hanya karena ingin menerima bantuan dari program pemerintah tersebut, dan tak jarang mereka berbohong dan membuat surat-surat keterangan yang tidak sesuai dengan kondisi ekonomi keluarganya. Hal ini akan menyebabkan porsi yang seharusnya untuk orang tak mampu, justru terisi oleh orang yang mampu, berakibat pada mereka yang seharusnya menerima justru tidak menerima.

Bagi masyarakat yang berhak menerima pun, seharusnya menggunakan dana bantuan itu untuk kepentingan pendidikan dan kesehatan keluarganya. Namun, yang terjadi dilapangan adalah dana tersebut dipergunakan untuk berbelanja, membeli handphone, membeli paket data internet dan lainnya. Maka dari itu, sangat dibutuhkan kesadaran dari individu masyarakat itu sendiri.

Jika program, pemerintah, dan para pihak yang terlibat di dalamnya beserta masyarakat sudah berkontribusi dengan baik, maka target pemerintah untuk memutus rantai kemiskinan demi kesejahteraan keluarga dengan Program Keluarga Harapan (PKH) bukanlah hanya suatu harapan semata, tetapi akan menjadi sebuah target yang akan nyata untuk terjadi.

Ayok sukseskan Program Keluarga Harapan untuk memutus rantai kemiskinan demi kesejahteraan Keluarga. Jadikan Indonesia lebih maju dengan memberikan mereka harapan!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun