Mohon tunggu...
Murniati Nur Latifah
Murniati Nur Latifah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Manusia yang sedang belajar

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bullying Semakin Menggila, Adakah Cara Untuk Menghadapinya?

8 Desember 2023   15:15 Diperbarui: 8 Desember 2023   19:08 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://fis.uii.ac.id/blog/2023/06/08/menciptakan-sekolah-tanpa-bullying/

Seorang siswa Sekolah Dasar 09 Jatimulya, Bekasi, Fatir Arya Adinata mengalami perundungan oleh teman-teman sekelasnya hingga ia harus dirawat inap dan menjalani operasi amputasi pada salah satu kakinya, Februari 2023 lalu. Kendati demikian, pihak sekolah menyatakan bahwa kejadian tersebut hanyalah iseng-isengan anak SD belaka.

Kasus perundungan serupa juga dialami oleh siswa Sekolah Menengah Pertama di Cilacap dengan inisial FF pada Jumat, 29 September 2023. Korban ditemukan tersungkur tidak berdaya setelah dianiaya, dipukul, diinjak, diseret, dan ditendang berkali-kali oleh kedua orang kakak kelasnya, yang berinisial MK dan WS.

Berdasarkan data dari Federasi Serikat Guru Indonesia, dihimpun dari Republika, pada periode Januari–Juli 2023, tercatat 16 kasus perundungan yang terjadi di lingkungan sekolah, di mana 25% kasusnya terjadi di tingkat Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama.

databoks.katadata.co.id
databoks.katadata.co.id

Perundungan bukanlah hal yang baru, fakta bahwa jumlah kasus bullying saat ini semakin bertambah, sudah seharusnya menjadi indikasi perlunya peningkatan kesadaran masyarakat terhadap perundungan, terutama masyarakat yang terlibat aktif di lingkungan sekolah, seperti guru, peserta didik, dan orang tua murid untuk mencegah terjadinya perundungan yang lebih banyak lagi.

Akar permasalahan dari perundungan berkaitan erat dengan kesehatan mental, baik pelaku bully, korban bully, maupun masyarakat di sekitarnya. Menurut Fakhriyani (2019), kesehatan mental adalah kondisi individu yang memungkinkan berkembangnya semua aspek perkembangan, baik fisik, intelektual, serta emosional secara optimal dan selaras hingga mampu berinteraksi dengan lingkungan sekitar dengan baik.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan mental seseorang

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kondisi kesehatan mental seseorang menurut WJEC/CBAC (Yusuf et al., 2021), yaitu:

  • Pengalaman masa lalu, dalam konteks ini khususnya pada masa kanak-kanak, memberi kontribusi besar terhadap kondisi mental anak. Seseorang yang pernah mengalami pengalaman buruk di masa kanak-kanaknya (kekerasan, pelecehan, perpisahan orang tua,dsb) cenderung susah untuk berprestasi, bersifat antisosial, bahkan tidak sedikit yang ikut terlibat dalam kriminalitas.
  • Latar belakang lingkungan, kondisi lingkungan keluarga adalah lingkungan pertama yang dilihat anak. Banyak contoh gangguan mental seperti kecanduan, kriminalitas, kekerasan, gangguan emosi, terjadi akibat ia tumbuh di lingkungan yang tidak suportif.
  • Pola pengasuhan, pola pengasuhan haruslah menjadi kesepakatan antara orang tua dan seluruh anggota keluarga terdekat yang berkontak langsung dengan anak, tidak boleh terlalu ketat/menekan, maupun terlalu longgar/bebas.
  • Hubungan positif dan konsisten penting terhadap kondisi psikologis anak. Anak yang sering mengalami lingkungan yang berpindah-pindah, pengasuh yang berubah-ubah, cenderung mengalami dinamika psikologis yang tidak stabil akibat drastisnya perubahan lingkungan yang dia terima.
  • Rasa aman terhadap lingkungan yang ia tempati.
  • Karier yang stabil.
  • Derivasi sosial, menyangkut pada kesempatan seseorang untuk berinteraksi dengan orang lain. Umumnya, semakin banyak kesempatan seseorang untuk berinteraksi dengan orang lain akan meningkatkan kualitas kesehatan mentalnya dibandingkan dengan orang yang memiliki keterbatasan sosial.
  • Lingkungan/pola hidup yang dinamis dan positif, seperti kebiasaan berolahraga, memiliki hobi, berkegiatan sosial, serta didukung oleh fasilitas yang baik pula.
  • Pengalaman pendidikan. Semakin tinggi tingkat pendidikan, diharapkan seseorang memiliki akses lebih juga terhadap informasi kesehatan mental.
  • Faktor ekonomi relatif rentan menyebabkan terjadinya gangguan mental. Seseorang yang memiliki kondisi ekonomi yang sulit cenderung tidak mampu mengendalikan sikap yang tidak wajar seperti emosi yang berlebihan, melakukan kekerasan yang menjurus pada kriminalitas.
  • Kondisi/gangguan fisik akan berdampak langsung kepada kemampuan bersosialisasinya yang secara tidak langsung akan berpengaruh terhadap kesehatan mentalnya.
  • Agama dan budaya akan berkaitan dengan nilai/keyakinan yang dianut seseorang. Tidak jarang terjadi konflik sosial akibat adanya perbedaan pandangan terhadap dua hal tersebut.

Gejala gangguan kesehatan mental

Seseorang pada konteks ini khususnya siswa yang memiliki masalah pada kesehatan mentalnya bisa dilihat melalui gejala-gejala pada aspek berikut ini:

  • Aspek fisik

Gejala: Sakit kepala, tubuh tidak mampu istirahat maksimal, mudah lelah, telapak tangan berkeringat, denyut jantung meningkat, dsb.

  • Aspek perilaku

Gejala: Berbohong, membolos, sering menggerutu, menyalahkan orang lain, perilaku agresi, mencari perhatian orang lain, gugup, suka menyendiri, dsb.

  • Aspek kognitif

Gejala: Sulit konsentrasi, prestasi menurun, perfeksionis, kehilangan harapan, sulit menentukan pilihan, berpikir negatif, sering merasa jenuh, dsb.

  • Aspek emosi

Gejala: Cemas, mudah tersinggung, tidak merasakan kepuasan, merasa diabaikan, dsb.

  • Aspek spiritual

Gejala: Putus asa, hilang harapan, menyalahkan Tuhan, berhenti ibadah, merasa tidak berdaya, meragukan keyakinan, tidak bisa ikhlas, dsb.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun