Mohon tunggu...
murni asih
murni asih Mohon Tunggu... Penulis - My Son is my life to the jungle and to the future. Don't say you can't do but try before do it, and we will can do the best.

Hidup untuk berjuang dan Sabar dengan bersabarlah kamu akan menjadi pemenang. Mengalahlah untuk membunuh hawa nafsu, barang siapa yang paling kuat dialah yang mampu mengendalikan hawa nafsunya.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Hambarnya Suatu Hubungan dalam Rumah Tangga

25 Juli 2020   19:57 Diperbarui: 25 Juli 2020   20:09 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

RUMAH TANGGA TERASA    HAMBAR

Setiap rumah tangga entah itu cepat atau lambat pasti akan merasakan apa itu kehambaran dalam lingkungan keluarga. Biasanya usia 1 tahun masa-masa seseorang merasakan kebahagiaan dalam rumah tangga meski ada banyak kekurangan setiap pasangan mencoba untuk bisa menerimanya. 

Kenyamanan sedang diuji dengan kebiasaan pasangan yang tidak kita sukai. Entah karena salah satunya, egois, pemarah, pencemburu, jorok atau  ketebalan iman dalam beribadah.

Jenuhnya dalam rumah tangga disebabkan oleh beberapa faktor dimana rumah menjadi terasa gemrungsung, hati jadi terasa jauh.


1.Egois

Dimana-mana egois membuahkan tindakan tidak adil dan rasa sakit hati. Jangankam pasangan teman saja kalau egois membuat kita jengkel padahal teman bisa dibilang bukan siapa-siapa kita. Apa lagi kalau pasangan kita egois dan mau menang sendiri bersiaplah mengumpulkan lingkaran setan yang berujung pada perpisahan. 

Kenapa bisa begitu parahnya, iya karena keegoisan akan melahirkan jiwa yang lemah dan sakit hati terhadap pasangannya, kalau sudah lemah dalam kasih sayang bukannya tidak  mungkin pasangan akan merasakan keengganan mempertahankan rumah tangganya.

2. Ketidak Jujuran

Pasangan yang sering tidak jujur dalam segala hal bisa dibilang itu adalah boom waktu penghancur suatu hubungan. Kebohongan membuahkan rasa kecewa dan tidak dihargai. 

Seberapa berharganya kamu di mata pasanganmu seberapa jujur mengungkapkan kebenaran yang terjadi. Entah itu tentang masa lalunya, perasaannya, masalah pekerjaan, pertemanannya, keluarganya, hutang piutang.

Terkadang ada sebagian orang yang enggan membicarakan masa lalunya, bukan karena dia menghargai pasangannya tapi karena masih ada luka dan dendam yang belum terbalaskan. Ironis memang saat kamu sedang menjalin hubungan tapi pasanganmu masih menyimpan rasa meskipun itu rasa sakit dan luka. Itu pertanda buruk bahwa pasanganmu pernah begitu sangan terluka karena harapan telah sirna sebelum dia mengenalmu.

Biasanya laki-lak sering berbohong soal hutang piutang dengan keluarga, teman ataupun rekan kerja. Entah itu meminjamkan atau meminjam, enggan bercerita karena laki-laki sering beranggapan uang yang dihasilkan dari hasil kerja kerasnya tidak perlu meminta ijin atau diberi ijin sang istri. 

Tahukah kamu suami itu sama saja kamu sedang memunggungi istrimu dan mengabaikannya. Bagaimana rasanya kalau kamu diabaikan dalam tidurmu, kira-kira begitulah rasanya.

3.Sifat Sulit Menerima Kritik

Dalam rumah tangga tidak ada kata salah atau pun benar, yang seharusnya ada rasa saling mengalah itu baru benar. Ketika pasanganmu tidak mau mengalah itu pertanda buruknya sikapnya, kamu cukup mengelus dadamu dan tarik nafasmu dalam-dalam untuk mengobati rasa sakit.

Sulitnya menerima kritik membuat gampang marah dan emosi meskipun pendapat yang kamu sampaikan pelan dan lugas. Itu cukup membuat pasangan terasa terhakimi dan merasa kesal. 

Ujungya malah berantem karena pasangan tidak mampu menerima kritik dengan lapang dada. Bukanya berubah malah sikapnya makin acuh tak acuh dan tak perduli lagi.

Bila ketiga hal tersebut sering terjadi bukan tidak mungkin suatu rumah tangga akan terasa hambar dan menyesakan dada. Hari-harimu dipenuhi dengan drama-drama kecil yang menjemukan, dan itu bisa berakibat hubungan romantisme dalam keluarga akan hilang dan menjenuhkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun