Mohon tunggu...
Murni Lestari
Murni Lestari Mohon Tunggu... -

I'm Civic and Law Yogyakarta State University

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pesona Diri dan Komunikasi Politik

20 Mei 2014   20:59 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:19 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Oleh: Murni Lestari

Pemetaan Indonesia kedepan semakin menuju pada titik terang, namun baru berupa titik belum sebuah cahaya yang bernar-benar terang hingga menjadikan Indonesia bersinar. Kenapa masih berupa titik? Setidaknya sudah ada gambaran jelas siapa calon pemimpin negeri ini yang telah mendeklarasikan untuk berpasangan maju menjadi calon presiden dan calon wakil presiden pada pemilu juli mendatang. Terlihat warna-warni politik negeri ini, berbagai upaya penggabungan visi misi, usaha untuk koalisi dan akhirnya menyatakan untuk menjadi satu pasangan yang harus bersinergi tidak hanya untuk kepentingan pribadi atau parpolnya, namun atas kepentingan bangsa Indonesia lima tahun mendatang.

Pendeklarasian pasangan capres dan cawapres telah dipampang nyata di social media, penantian panjang pasca pemilu legislatif akhirnya telah terjawab. Mulai dari pasangan Jokowi-JK yang mampu menyatukan visi menjadi satu pasangan, yang kedua pasangan Prabowo-Hatta. Dari kedua pasangan tersebut tentu memiliki strategi masing-masing dalam berupaya memperoleh suara. Berbagai parpol telah menentukan langkah, bersikap memilih untuk mendukung pasangan mana, dan inilah yang telah ditunggu masyarakat Indonesia mengenai hasil lobby yang dilanjutkan menjadi sebuah koalisi.

Pesona diri Jokowi dianggap mampu menghipnotis masyarakat untuk memberikan suaranya kepada pasangan Jokowi-JK, sehingga pasangan ini tidak bersusah payah berusaha mencari dukungan dari parpol lain. Pasangan ini menganggap dengan adanya tokoh Jokowi sebagai icon mampu meningkatkan elektabilitas pasangan ini dalam pemilu presiden mendatang. Sepertinya Jokowi dengan mengajak kerja sama bersama Jusuf Kalla yang dianggap telah mengerti seluk beluk pemerintahan Indonesia, merasa mampu bersaing dengan pasangan lainnya tanpa harus memperoleh dukungan dari berbagai parpol. Tokoh Jusuf Kalla dianggap mampu menarik suara rakyat, sehingga pasangan ini tidak khawatir dengan pasangan Prabowo-Hatta yang telah mendapatkan dukungan dari parpol yang lebih banyak dibanding pasangan Jokowi-JK. Mengingat Jokowi yang selama ini mampu menarik hati masyarakat dengan kinerjanya yang biasa disebut blusukan, didukung pesona Jusuf Kalla yang dianggap telah mumpuni dalam pemerintahan Indonesia, hal ini menjadikan pasangan ini cukup percaya diri mampu mengungguli pasangan Prabowo-Hatta.

Strategi berbeda juga ditunjukkan oleh pasangan Prabowo-Hatta yang tidak hanya diam berpasrah diri mengandalkan pesona diri. Upaya menjalin kerja sama dengan parpol lain terus menerus diupayakan pasangan ini. Sepertinya pasangan ini sadar diri bahwa bagaimanapun dukungan dari parpol lain memiliki peran penting dalam perolehan suara, mengingat pasangan lain sebagai saingannya juga memiliki peluang besar untuk mendapatkan suara yang cukup besar juga. Upaya menjalin komunikasi politik yang dilakukan parpol Gerindra yang mengusung Prabowo sebagai calon presiden tentu memiliki kepentingan tersendiri untuk mendukung pengajuannya sebagai capres berpasangan dengan Hatta Rajasa dari parpol PAN. Bahkan fenomena yang cukup menarik adalah, kemampuan komunikasi politik partai ini cukup bagus, hal ini dibuktikan dengan masuknya parpol Golkar yang turut memberikan dukungannya kepada pasangan capres cawapres ini. Partai yang cukup besar yang kemungkinan juga memberikan pengaruh yang besar pula pada perolehan suara pasangan ini kedepan. Yang menjadi pertanyaan adalah ada apa dibalik fenomena Golkar yang tiba-tiba mendukung pasangan Prabowo-Hatta. Komunikasi seperti apa yang dilakukan pihak Prabowo hingga mampu memobilisasi partai besar yaitu partai Golkar untuk memberikan dukungannya kepada pasangan Prabowo-Hatta.

Dibalik tanda tanya yang ada, komunikasi politik yang dilakukan pihak Prabowo-Hatta cukup mampu menggoyahkan partai besar untuk memberikan dukungan kepadanya. Sehingga dapat dilihat bahwa pasangan ini masih terus berupaya untuk mendapatkan dukungan dari parpol lain, tidak cukup mengandalkan pesona diri ataupun pengalaman di dunia pemerintahan. Sepertinya pasangan ini akan semakin percaya diri dengan mendapatkan dukungan dari beberapa partai politik, tidak cukup dengan apa yang ada pada diri pribadi masing-masing capres maupun cawapres.

Terlepas dari strategi tersebut, yang diharapkan rakyat bukan lagi visi misi untuk Indonesia kedepan, namun strategi yang dilakukan benar-benar untuk kepentingan Indonesia kedepan, untuk kebaikan Indonesia dan membawa Indonesia menjadi bangsa yang cukup disegani oleh bangsa lain. Semoga strategi yang dilakukan bukan semata-mata mempertahankan ambisi untuk menjadi pemimpin negeri, namun panggilan hati yang bertujuan untuk membangun dan meperbaiki negeri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun