Mohon tunggu...
Muhammad Riyan Fauzi
Muhammad Riyan Fauzi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pribadi

MAHASISWA ILMU KOMUNIKASI UIN SUNAN KALIJAGA MUHAMMAD RIYAN FAUZI NIM. 20107030008 ILMU KOMUNIKASI A

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bertahan di Tengah Pandemi, Pengrajin Tempe Kecil Terancam Gulung Tikar

27 Juni 2021   18:06 Diperbarui: 30 Juni 2021   21:19 272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dimasa pandemi ini, semua terkena dampaknya. Baik pengusaha, anak sekolah, pedagang maupun perusahaan sekalipun juga merasakan efek covid 19 yang tak jelas kapan selesainya. Ini tidak  hanya di lokal saja, tapi seluruh dunia juga merasakanya.

Apalagi dengan adanya sistem kebijakan lockdown, yang justru membuat perputaran ekonomi semakin rancu. Usaha mikro kecil menengah juga sangat terpuruk, bahkan banyak juga yang sudah sampai gulung tikar karena covid 19 ini.

Salah satu pengusaha tempe yang berasal dari Ponorogo, mbok Simpen juga mengeluhkan hal ini. "kadang aku sendiri juga jadi bingung dengan keadaan pandemi ini, mau cari keuntungan aku susah banget", ujarnya sambil sesekali tangan mengusap keningnya. Tempe yang dibuat mbok Simpen ini dibuat dengan bungkus daun pisang. Tidak seperti kebanyakan tempe yang dibungkus dengan plastik.

Rasa yang dihasilkan dari bungkus dedaunan memang lebih enak, dia sudah lama menjalani usaha ini dan sudah mempunyai banyak pelanggan, bahkan sekali buat bisa sampai ribuan, kalau dipasar hanya butuh waktu kurang dari 3 jam saja sudah bisa langsung pulang. Ini karena saking larisnya.

Sumber foto: http://blog.sayurbox.com
Sumber foto: http://blog.sayurbox.com

"Ini waktu aku dulu jualan tempe sebelum ada pandemi covid kaya gini, kalau sekarang mah sudah beda", katanya. Dia juga menambahkan bahwa yang bikin pengusaha tempe selalu rugi dan gulung tikar kebanyakan bukan karena penjualan ke konsumen tempe. Biasanya karena harga bahkan baku yang naiknya kelewat batas.

Seperti beberapa waktu terakhir ini yang paling parah, bahkan pernah sampai 10 ribu per kilo, tentu ini untuk balik modal saja sudah susah, apalagi untuk cari untung. Sedangkan kebutuhan keluarga juga sudah tidak bisa ditawar lagi.

Selama menjalani sebagai pengusaha tempe, mbok Rumi baru kali ini mengalami penurunan produksi yang sangat drastis akibat harga bahan baku yang naiknya kelewatan, apalagi dari pihak produsen kalau mau menaikkan harga jual tempe nya juga sangat bersaing di pasaran.

Kalau di pedesaan untuk menaikkan harga sudah pasti kesusahan, mengingat dimasa orang banyak di PHK, disuruh di rumah aja, dilarang berkerumun dan yang usaha banyak juga yang kena imbasnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun