Mohon tunggu...
Murid Kehidupan
Murid Kehidupan Mohon Tunggu... -

Seorang Murid Kehidupan,,, Berusaha tuk selalu belajar dari kehidupan karena sesungguhnya hidup mengajarkan kita banyak hal,,, Tetapi hanya sebagian (kecil) dari kita yang mau dan mampu mengambil hikmah dan pelajaran yang ditawarkan oleh kehidupan,,,

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Maafkan Bunda Nak!!

30 Maret 2011   06:10 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:18 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Maafkan Bunda Nak!!

Bunda dulu menerima lamaran ayahmu yang mempesona bunda dengan kekuatan imannya.

Bukan bunda hendak memilih orang yang akan menjadi calon ayahmu,

Tapi bunda hanya ingin ada sosok yang mau dan mampu menjadi imam bagi kita.

Maafkan Bunda Nak!!

Bunda terpaksa melahirkanmu setelah 9 bulan kau bersemanyam di rahim bunda.

Bukan bunda hendak melepaskanmu dari kasih sayang bunda,

Tapi bunda hanya mengikuti ketentuan Alloh SWT agar kau mengenal indahnya dunia luas yang berwarna warni.

Maafkan Bunda Nak!!

Bunda memberimu makan hingga kau tak lagi kecil seperti pertama kali kau melihat dunia.

Bukan bunda hendak membuatmu merasa "besar",

Tapi bunda hanya ingin kau dewasa dan belajar bertanggung jawab.

Maafkan Bunda Nak!!

Bunda menjagamu dengan penuh kasih sayang.

Bukan bunda hendak membuatmu bersikap manja,

Tapi bunda hanya menunjukkan betapa bunda menyanyangimu.

Maafkan Bunda Nak!!

Bunda memintamu tuk tak berhenti menuntut ilmu.

Bukan bunda ingin membuatmu susah dengan tiada henti mempelajari ilmu,

Tapi bunda hanya tak ingin kau seperti bunda yang miskin ilmu.

Maafkan Bunda Nak!!

Bunda dulu menerima lamaran ayahmu,

Bunda Melahirkanmu,

Bunda Membesarkanmu,

Bunda Menjagamu,

Bunda Memintamu menuntut ilmu,

Karena sekarang kau malah memaksa bunda tuk melamar seseorang yang katanya kau telah berbagi kasih sayang dengannya hingga kau harus bertanggung jawab akibat tindakan bermanja-manjaan kalian yang tiada terhenti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun