Mohon tunggu...
murdjani dada
murdjani dada Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Buat Setya Novanto, Semoga Cepat Sembuh

28 September 2017   01:05 Diperbarui: 28 September 2017   01:57 1780
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Saat mendapatkan foto Setya Novanto melalui  WA Grup, sore jam tiga hari Rabu tanggal 27 September 2017 dengan orang nomor satu di Partai Golkar  dan Ketua DPR RI, terlihat terbaring di ruang ICU s alah satu  rumah sakit, dengan muka terbalut plaster agar selang oksigen tidak lepas, dari pengalaman saat merawak kakak, biasa tidak sadar selang itu saat tidur reflek mau dilepas. Memakai kaos warna putih dengan tubuh ditutup selimut, gambaran betapa menderita sakit yang dirasakannya, membuat hati ini terenyuh.

Tidak disangka, Setya Novanto yang dipanggil dengan nama akrab Setnov itu kini tidak berdaya di atas ranjang pasien, berbeda ketika beberapa bulan lalu saat bertemu wajahnya masih cerah, masih terlihat senyum khasnya, tulus dan menyenangkan. Bahkan pria ini orang yang pandai bergaul, penuh  tegur sapa. Namun setelah melihat foto dia  terbaring yang muncul dalam perasaan ini, kasihan.

Penulis belum sempat besuk di RS tempat dia dirawat, saya pikir tidak perlu disebut nama rumah sakitnya. Dikira saat dia di ruang rawat inap biasa  ternyata hampir sebulan ini dia berada di ICU dengan ketika membaca berita di sosial media bahwa awalnya dia mengalami vertigo setelaha itu tidak berapa lama mengalami gangguan jantung. Ya, manusiawilah, jika seseorang mengalami problem berat pasti akan timbul penyakit yang tidak  terduga.

Melihat ke belakang ketika Setnov masih segar, sehat dan mampu memimpin rapat di Gedung DPR, bahkan sempat menerima beberapa tamu negara asing,  wajahnya masih cerah, masih tegur sapa dengan para wartawan yang meliput di DPR.

Bahkan Setnov sendiri yang menantang para wartawan yang meliput di DPR untuk selalu menjaga kesehatan dengan membuktikan dia tidak hanya omong kosong saja. Dia membelikan meja tenis standar internasional berikut bat dan bola untuk latihan ditamah lagi didatangkan pelatih. Bahkan pria ini ingin tahu wartawan mana yang kuat menguasai teknik main tenis meja yang akan melawannya.

Ternyata, wartawan, masih belum mampu melawan Setnov saat bertanding  pimpong.  Usut punya usut ternyata dia sering latihan jenis olahraga ini, bahkan punya pelatih pribadi mematangkan penguasaan teknik permainan tenis smeja.

Setelah itu dia selalu menantang, wartawan dengan bertanya siapa wartawan sudah menguasai permainan tenis. Jika ada, tunggu dia untuk bertanding. Tetapi niat itu sekarang belum memungkinkan terhalang oleh sakitnya.

Seiring waktu setelah gonjang-ganjing begitu kuat namanya disebut terlibat dugaan korupsi E-KTP, dan ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK, mulailah  terlihat wajahnya down, tidak banyak bicara dengan wartawan yang meliput di DPR.

Hantaman cobaan sejak saat itulah,  mungkin ada tekanan jiwa yang akhirnya sang pemain tenis meja yang tiada lawan bagi wartawan ini mulai terdengar masuk rumah sakit.

Dokter ahli apapun apalagi dokter psikiater pasti mengetahui seseorang yang mengalami depresi pasti akan mudah terserang penyakit yang tidak terduga. Kecuali mental orang itu kuat, tapi sekuat apapun jika hantaman badai yang dialami Setnov, pasti akan berpengaruh kepada pikiran juga.

Apalagi dalam proses untuk penyehatan sekarang, badai itu bukan Terpedo atau angin puting beliung lagi, melainkan badai Irma yang begitu menakutkan oleh masyarakat di negara yang mengalami kedatangan badai itu.

Sekarang badai Irma langsung menyerang Setnov pribadi terutama di DPP Partai Golkar tempat Setnov mengabdikan diri membesarkan partai, akhirnya mulai mengusik juga status kepemimpinannya dengan cara-cara yang halus mulai di geser. Yah, itulah dunia politik jika sudah dianggap kotor, semua ingin mencuci tangan agar tidak terkena kotoran. Sehingga nasib  Setnov kini sudah jatuh tertimpa tangga pula. Ironis...

Semestinya teman mereka di DPP Partai Golkar memberikan suport, spirit mental untuk Setnov tapi itulah dunia politik, jika ada kesempaatan untuk menelikung  ya, ditelikung. Apalagi  partai ini tidak mau menanggung resiko pencitraannya jelek bisa jatuh suaranya pada pemilu serentak mendatang  karena ada noda yang melekat dengan ketua umum Setnov sekarang.

Padahal jika dilihat dari strategi Setnov memimpin partainya sudah berani berjibaku untuk mencalonkan kembali Presiden  Joko Widodo menjadi  Presiden kedua kalinya pada pemilu presiden 2019.

Bagi wartawan di DPR nama Setnov sulit untuk dilupakan karena dengan gagasannyalah kini ruang wartawn bernama Media Center menjadi terlihat wah, sehingga kesannya wartawan yang berada d ruangan itu eksklusif, bercitra. Sungguh pun kita tahu bahwa dana untuk pembangunan ruang wartawan itu dari negara, tetapi  jika tidak ada bantuan dari pimpinan DPR untuk merehab ruangan itu, tetap saja tempat itu tidak terkesan eksklusif. Perlu diingat sejak Orde Baru berkuasa, ruang warawan ini hanya berubah secara perlahan dengan skat yang kurang bercitra ruang wartawan lembaga tinggi negara. Ketika Setnov jadi ketua DPR, terlihatlah semua tamu yang datang ke ruanga ini menyatakan betapa bagusnya penataan ruangan.

Kembali lagi ke soal Setnov yang terbaring di ruang ICU, penulis yang merasakan juga  pertemanan  dengannya, sekarang hanya bisa dari jauh dan mungkin juga agak sulit untuk bertemu, hanya bisa mendoakan semoga cepat sembuh, kuat menghadapi cobaan hidup yang semuanya sudah takdir.

Siapa yang menyangka seorang pria yang sebelumnya, gagah, semangat tinggi, penuh senyum kini menghitung waktu terbaring di atas ranjang dengan napas dibantu pakai oksigen. Mungkin dia berhararp semoga para sahabatnya berdoa untuk kesehatannya dan terus kuat menghadapi kenyataan hidup...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun