Beberapa orang tua yang penulis temui selalu mengatakan bahwa anak-anak merantau ke Jakarta, Bandung, Surabaya, Sulawesi, Kalimantan.
Bahkan ada sampai ke Australia.
Mereka ini agar selalu ingat kampung Sulit Air, punya organisasi seluruh Indonesia bahkan sampai luar negeri yaitu Sulit Air Sepakat disingkat SAS.
Nah, melalui inilah mereka bisa adakan sumbangan untuk Sulit Air, atau Pulang Basamo yang diagendakan dua tahun sekali.
Menurut beberapa penduduik, pulang Basamo ini seperti pesta tahunan yang sangat meriah karena semua perantau Sulit Air berkumpul di kecamatan ini.
Orang tua yang ada di Sulit Air ini ketika penulis tanyakan kemana saja anak-anak yang dewasa dan tua mereka mengaku semua merantau.
“Anak-Anak saya itu hanya kirim uang untuk biaya hidup saya. Jika tidak dari mereka, dari manalah...” kata Bundo Mala ketika ditemui sedang duduk di warung kecilnya.
Bukti lainnya, seorang anak menghormati orang tua ada pada Wakil Ketua MPR Oesman Sapta Odang, yang kakek nenek serta orang tuanya hidup di kampung ini.
Oesman Sapta Odang dikenal akrab OSO, benar-benar perhatikan orang tua bukan di sini saja tapi dimana saja dia berada. (Nanti ada tulisan khusus pembeberan isteri OSO soal suaminya yang menghormati orang tua).
Walaupun dia sudah masuk golongan Konglomerat dengan OSO Groupnya, tetapi dia orangnya jika bertemu dengan orang selalu hormat, sopan santun, suara yang jika bercandanya bariton tinggi, tapi setelah bertemu dengan orang tua, bak anak yang sopan suara jadi rendah....