Mohon tunggu...
murdjani dada
murdjani dada Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Nagari Sulit Air Lambang Anak Sayang Orang Tua

6 Mei 2016   10:07 Diperbarui: 6 Mei 2016   10:20 544
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nah, saat menelusuri jalan ini kebetulan jam setengah sembilan pagi, wowww....di samping kiri bus yang ditumpangi banyak jurang, ya, bergidiklah bulu roma melihat samping mobil ke bawah dalam sekaliiii. Untungnya ada polisi di depan yang memandu, makanya bisa pelan dan lancar perjalanan.

Saat memasuki Nagara Sulit Air terjadi lagi kesabaran menelusuri jalan di desa ini, karena jalannya sempit, maklum belum terpikirkan daerah ini mau dijadikan daerah wisata budaya, sehingga kesannya tetap saja kampung.

Tapi, jangan dikira kampung ini tidak meninggalkan kesan bagi yang datang, saat memasuki kampung, terlihat ujung rumah khas Minangkabau tegak ke langit, seakan-akan kita menyaksikan kerbau raksasa berbaris di sekitarnya. Itulah rumah khas Rumah Gadang (bahasa Indonesianya rumah besar).

Di Sulit Air ini ada Rumah Gadang terpanjang 10 ruang (kamar). Kini sedang direnovasi untuk menarik para turis yang mau ke sini.

Nah, mulailah saat beberapa teman mau kebelet pipis, benar-benar susah mencari toilet, beberapa orang mau numpang di rumah penduduk, eh, tidak ada, kata mereka jika mau buang air besar di sungai....saat itu tidak diberitahu sungai mana.....

Ya, sarana yang paling tepat, ke mushola, tapi bukan untuk pipis dan pup saja, ya, sekalian shalat...Tidak kebayangkan jika para turis yang datang....

Memang ada di beberapa rumah gadang toilet untuk pengunjung tetapi jika saat mengunjung ke lokasi lainnya seperti ke Bukit Merah Putih atau ke jenjang 1.000 (maksudnya itu tangga) mau ke atas bukit, sekarang baru bisa terbangun 650 tangga, tidak ada toilet, jalannya sempit hanya ukuran satu bus tanggung dengan jalan, ya, ada berlubang dan berlumpur.....

Terlihat masih belum dibangun sarana penunjang jalan, toilet ke arah Bukit Merah Putih.

Lain lagi di tempat ini tidak ada hotel atau penginapan sarana untuk para turis luar negeri. Hingga kesannya, bisa ke sini datang pagi, pulang malam. Menginap bisa di Padang atau di Bukit Tinggi.

Kenapa Sulit Air ini lambang dari anak berbakti kepada orang tua? Karena di kecamatan ini para pemuda dan pemudinya setelah remaja merantau ke luar kampung, ada yang kuliah, bekerja dan jadi pengusaha besar. Sehingga, kampung ini sangat sedikit para remajanya.

Yang banyak terlihat orang tua, kadang nenek dan kakek yang mengisi hidupnya ada duduk di depan rumah, buka warung kecil-kecilan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun