Melalui perilakunya yang lucu, anjing mengajarkan kepada manusia tentang nilai moral peduli. Belajar kepada perilaku binatang dapat menjadikan kalian lebih mensyukuri ciptaan Tuhan. Lambat laun akan tumbuh suatu kesadaran dalam diri kalian bahwa tiada yang sia-sia dari ciptaan Tuhan di muka bumi ini. Alam raya menyimpan berjuta rupa keajaiban yang dapat kalian jadikan sebagai sumber pembelajaran. Ada beberapa binatang yang bagi sebagian orang terlihat menjijikan dan menakutkan. Tapi sebenarnya, perilaku yang ditunjukkan sungguh memiliki arti yang luar biasa bagi manusia sebagai sarana untuk belajar. Manusia dapat belajar dan berkaca pada perilaku binatang untuk mengembangkan nilai-nilai moral. Nilai moral peduli sangat diperlukan bagi kita yang hidup bersama orang lain di masyarakat.
Ada kisah yang menarik tentang perilaku anjing yang peduli. Kisah nyata ini terjadi di Taipei. Dikisahkan, ada seekor anjing yang tertabrak mobil di jalan raya. Kebetulan jalan raya tersebut terletak di pusat kota Taipei yang sangat ramai. Anjing tersebut terluka parah dan langsung meninggal di tempat kejadian. Orang-orang yang ada di sekitar tempat kejadian dikejutkan dengan perilaku anjing lain yang datang berlari menghampiri, menjilat, dan berusaha untuk membangunkan anjing yang tertabrak. Anjing yang sangat peduli terhadap kejadian yang menimpa temannya itu, berusaha menariknya ke tepi jalan. Namun, karena tubuhnya yang kecil sementara anjing yang tertabrak lebih besar, ia tidak bisa untuk menariknya ke tepi jalan. Ia sudah berusaha dengan segenap kemampuannya, tapi usahanya itu tidak juga membuahkan hasil.
Setelah berbagai usaha dilakukan tetapi tidak juga berhasil, anjing tersebut tidak langsung menyerah dan putus asa. Ia tetap melakukan upaya lain, yaitu menjaga anjing yang menjadi korban tersebut. Ia melindungi temannya itu dengan cara menggonggong untuk menarik perhatian orang. Gonggongan keras si anjing mampu membuat kendaraan yang akan lewat di jalan raya dapat menepi. Kejadian yang sangat mengharukan itu berlangsung beberapa saat dan mengundang perhatian orang banyak yang sedang berada di pusat keramaian kota. Peristiwa dramatis itu sempat diliput oleh media dan disiarkan ke seluruh penjuru Taiwan dan dunia. Setelah kejadian tersebut, banyak orang yang menghubungi stasiun televisi untuk mengetahui keberadaan anjing itu dengan maksud akan mengadopsinya (Djalimin, 2010: 45-46).
Kisah singkat tentang anjing yang peduli terhadap temannya di Taipei dapat dijadikan sebagai pelajaran bagi manusia. Terkadang manusia tidak peduli terhadap kejadian yang ada di sekitarnya. Sebagian besar orang sering atau bahkan setiap hari mengendarai mobil atau sepeda motor di jalan raya, dan sudah barang tentu pernah melihat terjadinya kecelakaan di jalan raya. Entah itu berupa tabrakan, srempetan, kecelakaan tunggal, atau kejadian lain yang menyebabkan terjadinya kecelakaan di jalan raya. Jika kita melihat kecelakaan di jalan raya, bersediakah kita melakukan upaya untuk menghentikan laju kendaraan yang melintas dan menolong orang lain yang mengalami kecelakaan?
Pemandangan yang sering terjadi hanya sedikit orang yang peduli dan bersedia untuk menolong. Biasanya orang akan memperlambat laju kendaraan atau berhenti sebentar bukan untuk menolong, tetapi hanya sekadar untuk melihat kejadian tanpa berbuat apa pun. Justru terkadang mengambil kesempatan untuk mengabadikan persitiwa yang terjadi dengan kamera yang dimiliki. Kemudian mengirimkannya pada stasiun televisi atau media massa. Perilaku semacam ini hanya akan menimbulkan kemacetan di jalan raya dan mempersulit petugas yang akan memberikan pertolongan. Akhirnya, pertolongan pun akan terlambat diberikan kepada korban. Padahal bisa jadi, korban dalam kondisi kritis dan butuh untuk segera mendapatkan pertolongan.
Nilai moral peduli yang perlu dikembangkan tidak terbatas pada kisah yang menimpa anjing yang naas itu. Perilaku peduli terhadap sesama dapat dikembangkan dalam berbagai aspek kehidupan. Bukankah di sekitar kita masih banyak orang-orang yang secara ekonomi kurang beruntung? Kepedulian kita terhadap sesama dapat menumbuhkan semangat bagi orang lain yang dibantu. Prinsipnya ada hak orang lain dalam rezeki yang kita terima. Peduli dapat diwujudkan dengan memberikan bantuan sesuai dengan kemampuan kita. Bantuan berupa uang tentu bukan satu-satunya ukuran bahwa kita telah memiliki sikap peduli. Kalau hanya uang yang dijadikan sebagai ukuran, maka peduli hanya dimiliki oleh orang-orang kaya saja. Kepedulian dapat dimiliki oleh setiap orang yang memang memiliki kepekaan terhadap kesulitan yang menimpa orang lain.
Peduli terhadap sesama, perlu terus untuk dikembangkan. Melalui proses belajar yang panjang perilaku peduli terhadap sesama akan terinternalisasi dalam setiap diri manusia. Nilai moral adalah sesuatu yang abstrak. Menanamkanya perlu melalui proses yang panjang, tidak dapat dilakukan secara instan. Tidak seperti menanam jagung yang terlihat dengan nyata, kapan berbunga dan kapan saat berbuah. Pendidikan berperan penting dalam proses panjang penanaman nilai moral. Baik itu pendidikan keluarga, sekolah, maupun masyarakat. Lingkungan yang kondusif juga memungkinkan nilai-nilai moral dapat tertanamkan dengan baik.
Di tengah kondisi kehidupan masyarakat yang semakin egois dan individualis karena gencarnya gempuran peradaban barat yang hedonis dan materialistis, sikap peduli sangat mendesak untuk terus dikembangkan. Sikap egois dan tidak peduli terhadap sesama hanya akan merugikan diri sendiri. Peduli terhadap sesama jangan sampai diwujudkan dalam perilaku yang diiringi sikap pamrih, berharap ada balasan atau imbalan terhadap apa yang sudah dilakukan. Iringi setiap langkah kebaikan yang kita lakukan dengan ikhlas. Manusia merupakan mahluk ciptaan Tuhan yang diberikan berbagai kelebihan. Jika anjing saja sebagai binatang memiliki perilaku peduli terhadap temannya, masa kita sebagai manusia kalah sama anjing?.
Salam Cinta Binatang!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H