Mohon tunggu...
Mita
Mita Mohon Tunggu... Administrasi - -

Just share my thoughts

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Hutang ke Orang yang Jahat Apakah Harus Dibayar?

23 Juli 2023   20:05 Diperbarui: 23 Juli 2023   20:07 370
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nilai cerita di atas yang bisa kita petik adalah jangan semena-mena dengan kaum yang lebih lemah karena hal itu akan berbalik menjadi hal buruk untuk diri kita sendiri. Dan nilai yang kedua yaitu jadilah orang yang pemberani. Sebesar apapun tantanganya pasti ada jalan. Begitulah yang ditanamkan pada diri kita sewaktu kecil, sebuah nilai-nilai berharga melalui dongeng yang menarik ini. Saking menariknya pernah ada di iklan sirup edisi bulan Ramadan. Eits.. tunggu dulu. Itu kan cerita dari sisi Timun mas dan si mbok. Bagaimana jika cerita ini kita lihat juga dari sudut pandang buto ijo. Kata anak gaul sekarang istilahnya POV (point of view). Saat kecil dulu saya berfikir buto ijo jahat sekali ingin memakan orang, tetapi setelah dewasa saya baru berfikir sebenarnya buto ijo hanya menagih janji. Menagih haknya. Bisa dikatakan dia “korban” yang sebenarnya. Coba pikirkan jika kita di posisi buto ijo, ada orang minta tolong, lalu kita bantu. Minta lho ya, bukan kita yang menawarkan bantuan. Kemudian kita bersedia membantu dengan term and conditions yang kita ajukan sebagai syarat, lalu disetujui di mana saat itulah sebuah kesepakatan kedua pihak terjadi. Namun pada saat due date, kita menagih hutang katakanlah, lalu yang mempunyai hutang selalu menghindar minta waktu yang sebenarnya ia tidak berkenan membayar atau mengembalikan hak kita, dan justru kita yang menjadi korban dengan dicelakai oleh orang yang kita hutangi.

Sebuah quote terkenal yang berbunyi “sejarah ditulis oleh sang pemenang” memang benar adanya. Dongeng Timun emas memang bukan sejarah namun cerita ini diambil dari sisi si pemenang padahal si pemenang tak selamanya benar di mana si mbok yang mendatangi diri kepada buto ijo karna ia tahu raksasa itu dapat mengabulkan permohonannya meskipun ia tahu ada konsekuensi besar yang akan ia terima dan dengan sadar tanpa paksaan ia menyanggupi persetujuan tersebut. Dan tokoh antagonis villain tak selamanya buruk karna ada sebab yang mendasari. Maka dari itu kita harus melihat sesuatu dengan lebih objektif. Kalau buto ijo tahu, pasti dia akan berkata “makasih akhirnya ada yang speak up”.

Jadi pesan moral di sini adalah, yang pertama don’t deal with the devil. Jangan coba-coba menerima kesepakatan apapun dengan orang yang kejam. Karena biasanya orang yang kejam akan memberikan bantuan namun dengan persyaratan yang tidak sebanding dengan bantuan yang diberikan. Jika kita tahu suatu saat ada hal yang tidak dapat kita sanggupi nantinya di mana akan menimbulkan permasalahan di masa depan, maka lebih baik jangan mengambil perjanjian tersebut. Saya highlight ya pernyataannya yakni ‘jika kita tahu’. Kalau kita tidak tahu berarti namanya dijebak, dan itu lain cerita. Kembali ke permasalahan awal, lantas apakah berhutang ke orang yang jahat harus dibayar ? menurut Islam hutang wajib dibayar, di manapun kita berhutang. Lalu bagaimana jika sudah terlanjur terjerat hutang pinjol dan tidak sanggup bayar ? menurut para influencer keuangan yang pernah saya tonton di social media, beberapa menyarankan untuk cutloss. Bagaimana mekanismenya bisa dicari tahu melalui sosial media mereka yang khusus membahas masalah pinjol.

Pesan moral yang kedua, there’s no such thing as a free lunch. Di dunia ini gak ada yang gratis bu.. apapun yang kita terima pasti ada hal yang harus kita bayar. Maka sefrustasi apapun kita tetap harus berfikir jernih untuk mengukur kemampuan diri, apakah kita sanggup menanggung beban tanggung jawab. Jangan menaruh beban yang untuk mengangkatnya saja kita tidak kuat, apalagi untuk menggendongnya kemana-mana. Jangan sampai hutang piutang justru membuat diri kita menjadi orang yang curang. Pasti ada yang bilang "ngomong doang mah gampang", kenyataan hidup yang keras terkadang memaksa orang harus berhutang. Tidak ada salahnya memiliki hutang asalkan mampu membayar. Tak peduli harus tertatih yang penting ada niat untuk membayar. Itu saja. Merujuk pada hadist yang sudah saya sebutkan di atas bahwa Allah pasti akan membantu orang yang memiliki itikad untuk membayar hutang. Tulisan ini bukan berarti lebih memihak kepada kreditur kejam (baca: pinjol illegal, rentenir dll), namun hanya sebagai reminder dan berbagi pemikiran. Semoga kita semua terbebas dari segala permasalahan hutang piutang.

Sumber:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun